logo
×

Selasa, 17 Maret 2020

49 TKA China Masuk Kendari, Netizen Serukan #CopotKapoldaSultra

49 TKA China Masuk Kendari, Netizen Serukan #CopotKapoldaSultra

DEMOKRASI.CO.ID - Kapolda Sulawesi Utara Brigjen Pol Merdisyam dinilai melakukan blunder ketika ia mengatakan ada 40 orang tenaga kerja asing (TKA) China yang datang dari Jakarta ke Bandara Haluoleo Kendari pada Minggu malam (15/3) di tengah mewabahnya virus corona (SARS-CoV-2).

Pada kenyataannya ada dua kesalahan informasi yang dilakukan oleh Merdisyam.

Pertama jumlah pekerja TKA China berjumlah 49 orang, bukan 40. Kedua adalah ternyata TKA China tersebut datang dari China, bukan Jakarta. TKA sempat transit dan diisolasi di Thailand.

Warganet di Twitter sontak saja menggaungkan tagar #CopotKapoldaSultra yang masuk jajaran trending topic di Indonesia. Tagar ini mulai masuk jajaran trending topic sejak delapan jam lalu. Hingga saat ini tagar tersebut telah memiliki 11 ribu cuitan.

Banyak warganet yang mempertanyakan transparansi pemerintah. Bahkan pemerintah terkesan menutupi informasi-informasi corona dari masyarakat.






Seorang warganet bahkan menghubungkan blunder ini ke kasus SARA. Ia mengatakan pemerintah suka mengancam masyarakat pribumi dan lebih suka melindungi TKA China.


Atas blunder Merdisyam, warganet juga meminta permintaan maaf atas Merdisyam karena telah menyebarkan misinformasi. Warganet meminta agar UU ITE yang mengatur penyebaran misinformasi dan hoaks ditegakkan dan diterapkan bagi semua orang.


Informasi awal masuknya 49 TKA China berasal dari video yang dibuat oleh Hardiono, warga Konawe Selatan, Kendari. Video yang ia buat kemudian viral karena mewabahnya virus corona.

Mantan politikus Partai Demokrat, Roy Suryo meminta agar Hardiono dibebaskan. Sebab informasi yang ia sampaikan adalah fakta bukan hoaks.


Warganet kemudian menyampaikan rasa kecewa kepada Polri. Polri mengatakan telah membohongi masyarakat dengan menyebarkan hoaks terkait informasi 49 TKA dari China.



Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: