logo
×

Kamis, 05 Maret 2020

Pasien dalam Pantauan Disinyalir Virus Corona Berlipatganda

Pasien dalam Pantauan Disinyalir Virus Corona Berlipatganda

DEMOKRASI.CO.ID - Selepas 2 orang dinyatakan positif mengidap virus corona (Covid-19), satu per satu masyarakat di Indonesia dilaporkan masuk dalam pengawasan. Jumlah orang yang dipantau hingga mencapai status pasien dalam pengawasan diduga akan terus bertambah.

Seperti disampaikan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta per hari Rabu (4/3). Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta dr Dwi Oktavia menyebut ada 120 orang dalam pemantauan terkait virus Corona.

(Ada) 120 orang dalam pemantauan masih dipantau," ujar Dwi.

Selain itu, tercatat 121 orang yang sebelumnya dalam pemantauan sudah selesai menjalani masa pemantauan. Sebanyak 121 orang tersebut sudah dinyatakan sehat.

"(Sebanyak) 121 orang dalam pemantauan sudah selesai menjalani masa pemantauan dan dinyatakan sehat," katanya.

Sementara itu, untuk pasien dalam pengawasan, Dwi mengungkapkan saat ini ada 26 pasien. Ke-26 pasien tersebut masih dalam perawatan di rumah sakit.

"(Sebanyak) 26 pasien dalam pengawasan masih dirawat di rumah sakit, 30 orang pasien dalam pengawasan sudah pulang dalam kondisi sehat," ujar Dwi.

Untuk pasien positif Corona sendiri, Dinkes mencatat ada dua orang. Dua orang tersebut merupakan ibu dan anak, warga Depok, yang saat ini dirawat di RSPI Sulianti Saroso.

"Sesuai data dari Kementerian Kesehatan RI 2 (dua) orang terkonfirmasi Covid-19," kata Dwi.

Sementara itu Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril mengatakan saat ini ada 9 orang yang menjalani perawatan di Gedung Isolasi RSPI Sulianti Saroso terkait virus Corona. Dari sembilan orang itu, 2 dinyatakan positif Corona dan 7 lainnya berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

"Jadi saat ini sudah ada total 9 yang dirawat di ruang isolasi ketat, yang dua sudah positif," kata Syahril.

"Tujuh (pasien dalam pengawasan) sekarang sudah berada di dalam, kondisinya juga bagus, memang, tapi dia ada demam pertama ya, kemudian dengan batuk-batuk dan sakit menelan," lanjut Syahril.

Dari total 7 pasien dalam pengawasan tersebut, 3 di antaranya diketahui pernah berkontak langsung dengan dua pasien Corona. Sedangkan lainnya tercatat pernah melakukan perjalanan ke negara-negara yang juga terdampak Corona.

"Dari sekian pasien ini, ada 3 yang kontak dengan pasien sebelumnya, dan lainnya lagi tracking karena dalam riwayat ada hubungannya dengan daerah yang diduga endemis tadi," ujar Syahril.

Syahril mengatakan ketujuh pasien ini juga sudah diperiksa di laboratorium. Tinggal menunggu hasilnya yang kemungkinan akan keluar besok.

"Nah hari ini, kami akan menunggu hasilnya sampai besok untuk laboratorium yang nanti akan diumumkan nanti dengan para media semua. Saya kira itu ya update-nya," tuturnya.

Ada pula Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan yang menerima total 31 pasien dengan status dalam pemantauan dan pengawasan berkaitan dengan virus Corona. Mereka saat ini masih diobservasi secara intensif.

"Sampai sekarang pasien dalam pemantauan sebanyak 21 orang, sepuluh pasien dalam pengawasan kami masih tunggu hasil dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI," ujar Direktur Utama RSUP Persahabatan Rita Rogaya dalam konferensi pers di Gedung Seruni lantai tiga RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Rita menjelaskan pasien dalam pengawasan berkriteria sesuai gejalanya, seperti demam, batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, atau dari hasil observasi ada saluran napas bawah yang terganggu serta terjadi kontak erat dengan penderita positif atau dari yang terjangkit.

Sementara itu, orang dalam pemantauan biasanya memiliki gejala ringan, seperti batuk, sakit tenggorokan, demam, tapi tidak ada kontak erat dengan penderita positif.

"Kami tidak menggunakan istilah suspect (terduga). Bedanya pasien dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan adalah kontak dengan pasien Corona dan gejala lebih berat," kata Rita.(dtk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: