logo
×

Selasa, 17 Maret 2020

Terus Melemah, Rupiah Sentuh Rp 15.083 per Dolar AS

Terus Melemah, Rupiah Sentuh Rp 15.083 per Dolar AS

DEMOKRASI.CO.ID - Siang ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah lebih dalam dibanding Selasa 17 Maret 2020 pagi tadi. Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tercatat menyentuh posisi Rp 15.083.

Angka tersebut menunjukkan pelemahan 265 poin dari nilai tukar rupiah kemarin yang sebesar Rp 14.818 per dolar AS. Sedangkan pada 16 Maret 2020, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 14.892 dan kurs beli Rp 14.743.

Menanggapi fenomena ini, Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim juga memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan kembali melemah hari ini. "Dalam perdagangan rupiah akan di perdagangkan melemah di level 14.940-14.500," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis.

Dalam perdagangan kemarin, rupiah ditutup melemah di level 14.967 dari penutupan sebelumnya di level 14.815.

Sementara itu, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah memperkirakan rupiah masih akan terus melemah. Hal itu karena sentimen pasar yang masih sangat negatif.

"Pandemik corona ini belum jelas kapan bisa berakhir. Tidak ada faktor yang benar-benar positif menenangkan pasar," kata Piter saat dihubungi, Selasa, 17 Maret 2020.

Sebelumnya, pagi ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah ke level Rp 14.940 per dolar AS. Artinya, rupiah melemah 7 poin atau 0,05 persen dibanding posisi pada penutupan perdagangan kemarin.

Rupiah dan mata uang Asia lainnya memang cenderung tak berdaya menghadapi kekagetan pasar atas pemangkasan suku bunga Federal Reserve secara tiba-tiba. Di sisi lain, kekhawatiran akibat pandemi virus corona juga masih menjadi sentimen negatif yang membuat investor menghindari aset berisiko seperti mata uang.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan tindakan The Fed yang cukup agresif memberikan sinyal yang kurang positif bagi pasar keuangan negara berkembang. Akibatnya, investor memilih masuk ke aset safe haven kembali. Hal ini tercermin dari pasar Asia yang sebagian besar juga terkoreksi.

Menurutnya, ini membuat pelaku pasar menganggap dampak ekonomi yang ditimbulkan dari wabah corona atau Covid-19 lebih parah dari yang diproyeksikan sebelumnya. Langkah The Fed memberikan efek domino yang membuat bank sentral lain turut memangkas suku bunga mereka dan merilis sejumlah kebijakan moneter. [tempo]
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: