DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Joko Widodo diminta berhati-hati dan tak buru-buru klaim dalam menghadapi pandemik virus corona atau Covid-19.
Salah satu statement RI satu yang dikritisi adalah terkait daftar 10 besar negara dengan kasus Covid-19 tertinggi. Dengan tegas, Presiden Joko Widodo memastikan Indonesia tidak masuk ke dalam daftar 10 besar tersebut.
Ilmuwan dari Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG), Yanuar Nugroho menjelaskan, perbandingan kasus Covid-19 di Indonesia dengan negara yang masuk 10 besar seperti Amerika Serikat, Jerman, Italia, Korea Selatan dan beberapa negara lainnya tak relevan mengingat jumlah masyarakat yang sudah dites di Indonesia masih relatif rendah.
"Sebaiknya kita berhati-hati dengan klaim ini, Pak Jokowi. Karena di Indonesia yang dites amat sedikit," kata Yanuar Nugroho di akun Twitternya, Senin (6/4).
Mantan Deputi II Kantor Staf Presiden era Presiden Joko Widodo ini menjelaskan, saat ini perbandingan warga yang sudah dites hanya sekitar 28 orang per 1 juta penduduk. Jumlah tersebut tentu sangat berbeda jauh dengan beberapa negara yang masuk 10 besar kasus covid-19.
Seperti Jerman, negara yang masuk peringkat dua dalam data ourworldindata.org ini tercatat perbandingan jumlah yang sudah dites mencapai 11.127 ribu per satu juta penduduk. Kemudian Amerika Serikat yang masuk peringkat pertama sudah mengetes 3.824 ribu per satu juta penduduk.
"Jadi mohon perintahkan test yang masif, Pak. Nuwun," tutup anggota Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) ini.[rmol]