DEMOKRASI.CO.ID - Insiden pelarungan 3 jenazah Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi awak buah kapal China mendapatkan sorotan dari masyarakat Indonesia, salah satunya serikat nelayan Nahdlatul Ulama.
Ketua Pengurus Pusat Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (PP SNNU), Witjaksono menyatakan, kesedihan yang mendalam atas tragedi pembuangan (pelarungan) yang menimpa WNI dikapal Long Xin 629 dan Long Xin 604 milik China itu.
“Di bulan suci Ramadhan dan ketika saudara ita merayakan hari Raya Waisak tentu kabar seperti ini (Pembuangan WNI) sangat menyayat hati. 1 WNI terluka, maka seluruh bangsa terluka,” kata Witjaksono, Kamis (7/5).
Serikat Nelayan NU, kata Witjak mengutuk keras insiden pelarungan WNI. Ia meminta pemerintah Indonesia bertindak tegas dengan memastikan China dan perusahaan yang memperkerjakan ABK WNI itu bertanggung jawab.
"Pemerintah Republik Indonesia harus bertindak tegas. Pekerja China kita manjakan, bahkan diperbolehkan masuk di tengah pandemik yang berasal dari negaranya. Namun sekarang lihat perlakukan mereka terhadap pekerja kita. Jangan sampai hanya sebatas Dubes RRT mereka dipanggil, lalu terjadi kompromi, selesai," tandas Witjak.
Selain itu, SNNU juga meminta Presiden Jokowi melakukan evaluasi terhadap BP2MI, Kementerian Ketenagakerjaan, sehingga insiden serupa tidak kembali terjadi di masa mendatang.
Sebagai negara maritim yang memiliki laut yang luas, SNNU menyayangkan ada WNI yang menjadi TKI dan diperlakukan tidak manusiawi. SNNU juga meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan agar melarang masuk kapal dari negara Komunis China.
"Menteri KKP untuk melarang secara total masuknya kapal-kapal China ke Indonesia. Bersinergi dengan TNI, siapkan kapal-kapal terbaik kita untuk menjaga di perbatasan, jika diperlukan harus tembak di tempat dan tenggelamkan kapal-kapal China terutama yang mau mencuri ikan di wilayah kedaulatan NKRI,” pungkas Witjaksono. (*)