logo
×

Senin, 18 Mei 2020

Derita Wanita di India Diamuk Massa Usai Dipanggil 'Corona'

Derita Wanita di India Diamuk Massa Usai Dipanggil 'Corona'

DEMOKRASI.CO.ID - Nahas dialami wanita 20 tahun di India. Dia dikeroyok oleh warga di Gurugram, India usai dipanggil 'Corona'.

Dikutip dari koran Uni Emirat Arab, Gulf News cabang India, masalah berbau rasisme ini menjadi sorotan di media sosial. Gadis korban pengeroyokan itu bernama Chong Hoi Misao.

Misao berasal dari negara bagian Manipur, India. Misao dikeroyok oleh penduduk setempat di Gurugram hanya karena melewati daerah tersebut.

Chong Hoi Misao dilaporkan sempat dipanggil 'Corona' sebelum dipukuli dengan tongkat. Laporan berita tentang insiden itu, dan foto-foto memar yang diderita Misao menjadi viral di media sosial. Sontak langsung memicu kemarahan netizen.

Menurut sebuah laporan di thequint.com, Misao diserang secara brutal oleh beberapa penduduk setempat dari Faizapur, Gurugram di Haryana hanya karena melewati daerah tersebut pada hari Minggu sore, 10 Mei. Dia ada di sana untuk bertemu seorang teman dan makan siang. Informasi ini berdasarkan penuturan Joel yang merupakan teman dekat korban.

"Ketika kembali, dia dihentikan oleh seorang wanita tua, yang dengan kasar memotongnya dari melewati jalan, menyatakan bahwa itu adalah milik pribadi. Dia melecehkannya dengan nada rasis yang menghalangi dia untuk melewati jalan di depan rumahnya," kata Joel

Situs web berita eastmojo.com melaporkan bahwa usai pertengkaran, semua anggota keluarga wanita itu, termasuk menantu perempuan dan putranya, maju dan mulai memukulinya dengan tongkat. Beberapa batang bahkan mendarat di kepala Misao hingga membuatnya pingsan. Dia kemudian diselamatkan oleh beberapa warga setempat yang kemudian memanggil polisi.

Namun, saat masalahnya ditangani oleh polisi, Misao lebih merasa kecewa. Alih-alih menangani kasusnya dengan serius, menurut Joel polisi meminta Misao berdamai.

"Para pejabat polisi mengatakan kepada Misao untuk berdamai," kata Joel.

Misao yang tertekan kemudian memanggil Pusat Dukungan & Helpline Timur Laut (NESCH). Kemudian anggota NESCH mencapai tempat serangan sekitar pukul 8:30 malam waktu setempat.

Yang mengejutkan, insiden itu terjadi hanya dua hari setelah pemerintah pusat meyakinkan Mahkamah Agung India bahwa mereka akan mengambil tindakan, atas insiden serangan rasial terhadap orang-orang dari Timur Laut pada 8 Mei lalu.

Netizen marah. Mereka menilai sebagian rasisme dalam bentuk apa pun, terutama terhadap orang-orang dari negara sendiri, tidak boleh ditoleransi.

Berbagi laporan, sebuah akun Twitter bernama @mynameswatik menulis: "Ini tidak dapat ditoleransi. Ini rasisme dan perlu diserukan. Para penyerang harus dipenjara."

Sementara itu, Komisi Hak Asasi Manusia Nasional (NHRC) telah mengambil akan mendalami insiden tersebut.(rmol)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: