DEMOKRASI.CO.ID - Rencana Presiden Joko Widodo yang ingin melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ditanggapi eks Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla.
Dalam acara diskusi daring yang digelar Universitas Indonesia (UI), Jusuf Kalla mengingatkan Jokowi dan jajaran tentang dampak dari pelonggaran PSBB.
Dia menegaskan bahwa virus corona baru atau Covid-19 memiliki pola penularan yang begitu cepat dan terjadi karena interkasi antar manusia. Maka itu, JK mewanti-wanti agar pelonggaran PSBB tidak dicoba-coba.
"Boleh saja (dilakukan pelonggaran PSBB) tapi korbannya banyak, kematian lagi. Kalau korban materi mungkin bisa diganti. Kalau kematian jiwa bagaimana? Jadi jangan coba-coba. Karena korbannya banyak, pasti," tegas mantan wapres dua periode itu, Selasa (19/5).
Lebih lanjut, politisi senior Partai Golkar ini mencontohkan salah satu negara yang menangani Covid-19 tanpa menerapkan pembatasan sosial atau lockdown.
"Apa yang dilakukan Swedia misalnya. Dia tidak melakukan lockdown, tingkat kematian Swedia 5 kali lipat dibanding negara lain disekitarnya," tegas JK.
Bahkan secara konseptual, penerapan kebijakan yang diterapkan di Swedia adalah herd immunity atau upaya menghentikan laju penyebaran virus dengan cara membiarkan imunitas alami tubuh.
Menurutnya, rencana pelonggaran PSBB yang akan dilakukan pemerintah pun mirip-mirip dengan apa yang dilakukan Swedia. Sehingga JK bersikeras memperingatkan dan mengingatkan Jokowi berserta jajarannya.
"Korbannya pasti banyak akibat ingin mencoba herd immunity itu. Apakah kita mau memilih itu? Jangan. Negara apa yang mau seperti itu. Dan itu tidak dianjurkan oleh WHO atau lembaga apapun. Itu hanya coba-coba," tegas JK.
"Dan itu belum pasti lagi imun, bisa saja mati orangnya. Karena kan virus ini ganas dan tidak pilih siapa (yang ditularkan)," tambahnya. (*)