DEMOKRASI.CO.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui ada kesalahan pelbagai pihak yang menyebabkan penumpang angkutan khusus di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta membludak. Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis kemarin, 14 Mei 2020.
"Kita juga salah. Tapi kita ini kan bukan manusia sempurna," tutur Luhut dalam wawancara bersama RRI, Jumat, 15 Mei 2020.
Imbas kejadian tersebut, Luhut mengatakan pemerintah telah melakukan evaluasi. Bahkan, pengelola bandara, yakni PT Angkasa Pura II (Persero) disebut telah membatasi frekuensi jam penerbangan agar tak terlampau padat. Sehingga, antrean penumpang di bandara pun longar.
Luhut berdalih, sejatinya peristiwa ini sama dengan saat pertama kali pemerintah menetapkan kebijakan pembatasan kuota penumpang di kereta rel listrik (KRL) tujuan Bogor-Jakarta. Meski terjadi masalah lebih dulu, lambat laun, ia mengungkapkan bahwa seluruh pihak bisa melakukan penyesuaian.
Kendati begitu, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini tetap meminta operator transportasi mematuhi aturanyang ditetapkan pemerintah. Ia mewanti-wanti perusahaan tidak menjual tiket di luar batas kuota yang ditetapkan, yakni maksimal 50 persen, agar prinsip jaga jarak fisik (physical distancing) terjaga.
Membludaknya penumpang terjadi di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada 14 Mei 2020 pukul 04.00-06.00 WIB. Berdasarkan laporan pengelola bandara, terdapat 13 penerbangan yang dijadwalkan berangkat dari Soekarno-Hatta dalam rentang dua jam, yakni antara pukul 06.00 WIB hingga 08.00 WIB. Selain itu, diduga ada maskapai yang menjual tiket melampaui kapasitas yang ditetapkan. (*)