DEMOKRASI.CO.ID - Segenap rakyat Indonesia khususnya umat Islam diharapkan agar tetap mematuhi anjuran para ahli kesehatan untuk menjaga jarak sehat secara fisik (physical distancing), yakni dengan menghindari kerumunan yang dapat mendorong penularan Covid-19.
Demikian disampaikan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Din Syamsuddin, Selasa (19/5).
Kepada pemerintah, mantan Ketua Umum PP Muhamdiayah ini menyarankan untuk melaksanakan secara konsekwen peraturannya sendiri tentang PSBB, yakni dengan tidak mengizinkan kegiatan-kegiatan yang mendorong orang berkerumun di tempat-tempat umum.
"Peraturan tersebut perlu dilaksanakan secara berkeadilan, jangan melarang umat Islam bershalat jamaah di masjid tapi mengizinkan orang banyak menumpuk di bandara dan tempat keramaian lain," ujar Din Syamsuddin.
Selanjutnya, pemerintah diminta agar bersimpati dengan penderitaan rakyat yang mengalami kesusahan hidup karena menganggur sementara bantuan sembako tidak terbagi merata.
"Mengapa pada saat demikian pemerintah justru mempelopori acara seperti konser musik yang tidak memperhatikan protokol kesehatan, dan terkesan bergembira di atas penderitaan rakyat. Bukankah sebaiknya dalam keadaan penuh keprihatinan kita semua meningkatkan doa dan munajat ke hadirat Sang Pencipta, Allah SWT, sesuai dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab?" tutur Din Syamsuddin.
Namun demikian, lanjut Din Syamsuddin, umat Islam agar tetap konsisten menaati fatwa MUI untuk sementara waktu mengalihkan shalat berjamaah, termasuk shalat Idul Fitri, ke rumah masing-masing, dan anjuran para ahli kesehatan (ahl al-dzikri) untuk selalu menerapkan prinsip physical distancing dengan tidak berkerumun.
"Tidak perlu ada yang "membalas dendam" terhadap ketidakadilan pemerintah tersebut dengan keinginan berkumpul di masjid-masjid, sebagaimana yang banyak beredar di media sosial atau bertanya langsung," sebut tokoh bangsa ini.
Selanjutnya, umat Islam sebagai warga negara yang baik, untuk selalu menampilkan teladan yang baik (qudwah hasanah). Biar pihak lain melanggar, tapi umat Islam dapat menahan hawa nafsu untuk tidak terjebak ke dalam kesesatan.
"Kepada umat Islam agar pada hari-hari akhir Ramadhan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, berdoa ke hadirat-Nya untuk melimpahkan ma'unah-Nya atas bangsa Indonesia sehingga terbebas dari wabah corona, dan dari marabahaya dan malapetaka," demikian Din Syamsuddin. (*)