
DEMOKRASI.CO.ID - Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya, Joni Wahyuhadi membantah menolak merawat warga Surabaya yang positif Covid-19.
Joni menyatakan, selama ini, sebagian besar pasien Covid-19 yang dirawat berasal dari Kota Surabaya.
Berdasarkan pencatatan, hingga saat ini 1.900 warga Surabaya yang dirawat di RSUD Dr Soetomo.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 865 atau 70 persen yang dirawat berasal dari kota Surabaya.
“Data dari rumah sakit di lapangan jumlahnya sama. Kenapa kok paling banyak adalah warga Surabaya? Karena domisili RSUD Soetomo Surabaya dan Rumah sakit lapangan itu ada di Surabaya,” kata Joni, dikutip dari RMOlJatim, Senin (29/6/2020).
Diakuinya, pihaknya juga merawat pasien dari wilayah lain dan jumlahnya tidak signifikan.
Akan tetapi, masih didominasi warga Kota Surabaya.
“Ada dari Jawa Tengah atau luar pulau dan daerah lainnya. Tapi paling banyak dari Surabaya,” jelasnya.
“Kami dalam pelayanan tidak membedakan asal-muasal pasien. Begitu pasien datang, ada tempatnya, langsung dirawat,” sambungnya.
Selain itu, pihaknya juga tidak diperbolehkan menolak pasien.
“Dari kode Etik kedokteran dan UU rumah sakit kami dilarang menolak pasien datang,” jelasnya.
Ketua Gugus Kuratif satgas Covid-19 Jatim ini juga membantah pihaknya menolak bantuan dari Pemkot Surabaya untuk penanganan Covid-19.
“Kami berpikir bantuan ke rumah sakit Soetomo Surabaya saat ini berlebihan. Ada bantuan dari Pemprov, donator, dari pemerintah pusat dan penganggaran sendiri,” ujarnya.
“Kami memikirkan keberadaan kawan-kawan yang ada di rumah sakit darurat,” lanjut Joni.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersujud menangis dan meminta maaf.
Momen itu terjadi dalam audiensi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya dan Jatim di Balaikota Surabaya, Senin (29/6).
Risma bahkan sampai dua kali bersujud dan mencium kaki seorang dokter.
Itu terjadi setelah Ketua Pinere RSUD dr Soetomo dr Sudarsono menyampaikan sejumlah permasalahan dalam penaganan Covid-19.
Salah satunya adalah overload rumah sakit rujukan Covid-19 akibatnya banyaknya warga tak mematuhi protokol kesehatan.
Hal itu lantas dibantah Risma yang menyatakan bahwa selama ini Pemkot Surabaya tak mendapat akses apapun ke RSUD Dr Soetomo.
Risma juga menyatakan bahwa RSUD Dr Soetomo menolak bantuan dari Pemkot Surabaya.
(ruh/pojoksatu)