logo
×

Selasa, 30 Juni 2020

Risma Sujud Nangis di Depan Dokter, Denny Siregar: Itu Bukan Pencitraan, tapi Biar Ditonton Warga

Risma Sujud Nangis di Depan Dokter, Denny Siregar: Itu Bukan Pencitraan, tapi Biar Ditonton Warga

DEMOKRASI.CO.ID - Aksi menangis Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sambil sujud di depan dokter IDI terus menjadi perbincangan.

Pegiat media sosial Denny Siregar merespon opini netizen yang menganggap aksi Wali Kota yang biasa disapa Risma itu pencitraan.

Menurutnya, apa yang dilakukan Risma itu alami dilakukan karena demi warganya yang banyak yang terdampak covid-19.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menangis sujud dan minta maaf kepada para dokter di Balaikota Surabaya, Senin 29/6/2020)

“Liat bu Risma sampe sujud nangis ke Dokter. Lebay, kata mereka. Gua ketawa. Ya gitulah emang bu Risma. Dia sanggup berbuat apapun utk warganya,” ungkap Denny lewat akun Twitternya, Selasa (30/6/2020).

Denny membandingkan aksi Risma yang dinilainya tulus itu saat Risma pasang badan melawan seluruh DPRD Surabaya pada 2010 untuk menolak tol tengah kota.

“Nangisnya Risma sampe sujud itu, sebenarnya bukan buat pencitraan. Tapi supaya ditonton warga Surabaya, menggugah mereka supaya patuh aturan,” ujarnya.

Ia mengatakan hubungan Risma dengan warganya seperti hubungan ibu sama anak.

“Cuma pas Pandemi ini si anak ndableg. Disuruh di rumah, malah warkop penuh dimana2. Ya gimana lagi, itu budaya. Si ibu marah, mau disabet kok ya sayang sama anaknya,” jelasnya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersujud menangis dan meminta maaf kepada para dokter dari Ikatan Dokter Indonesia Surabaya.

Momen itu terjadi dalam audiensi Pemkot Surabaya dengan IDI Surabaya di Balaikota Surabaya, Senin (29/6/2020).

Peristiwa itu bermula saat Ketua Pinere RSUD Dr Soetomo, dokter Sudarsono mengeluhkan banyak RS rujukan yang overload.

“Pasien meninggal setelah perawatan, iya banyak. Tapi satu hal yang menarik banyak orang mati sia-sia walaupun tidak setiap saat,” ujarnya di depan Risma.

“RS seperti itu, mati sia-sia karena memang overload saya tahu langsung dari teman-teman yang juga bertugas langsung di RS lain,” sambung Sudarsono.

Akan tetapi, pemaparan Sudarsono itu dibantah Risma yang membeberkan data Pemkot Surabaya bahwa kapasitas RS rujukan Covid-19 masih bisa menampung pasien.

(sta/pojoksatu)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: