logo
×

Jumat, 03 Juli 2020

Tukang' Insinyur Ditantang Lakukan Revolusi Engineering Di Tengah Pandemik

Tukang' Insinyur Ditantang Lakukan Revolusi Engineering Di Tengah Pandemik

DEMOKRASI.CO.ID - Pandemik Covid-19 berdampak pada pemanfaatan ruang publik, khususnya di perkotaan. Untuk itu, diperlukannya inovasi dan revolusi engineering supaya ruang publik dapat dimanfaatkan kembali dengan tetap mencegah sebaran Covid-19.
Begitu disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat menjadi pembicara telekonferensi Engineer Room Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Kantor Badan Penghubung Jabar, Jakarta.

“Yang menjadi tantangan para insinyur adalah bagaimana melakukan teknologi touchless, bagaimana menekan tombol lift tanpa tangan. Di Thailand, dipaksa pakai kaki, ada yang pakai tusuk gigi,” ucap Ridwan Kamil dilansir Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (2/7).

“Kemudian apakah bisa menciptakan pintu yang sudah ada sensornya tanpa ada handle seperti yang ada sekarang. Maka ini akan mengubah konstruksi bangunan, teknologi dan sebagainya. Untuk itulah pentingnya melakukan revolusi engineering,” tambahnya.

Menurutnya, secara desain, bangunan ruang publik tidak akan mengalami perubahan yang signifikan pasca Covid-19.

“Jadi, yang akan booming pasca Covid-19 adalah teknologi-teknologi di ruang publik yang berhubungan dengan menyentuh. Itu yang harus disesuaikan. Tapi kalau desain tamannya atau ruang terbuka, menurut saya tidak akan ada perubahan yang signifikan,” tutur pria lulusan arsitek ITB tersebut.

Emil mengatakan, perilaku masyarakat di ruang publik akan berubah, seperti pakai masker dan jaga jarak. Menurutnya, tujuan masyarakat ke ruang publik ada dua, yakni menikmati lingkungan dan berinteraksi.

Menurut saya bukan tata ruangnya, tapi adaptasi perilakunya. Nah, yang berat di pandemi ini bukan lingkungannya, tapi sosialnya. Jadi, poin sosialnya itu yang hilang karena harus jaga jarak, dan sebagainya,” ungkapnya.

“Maka jika ingin tetap pasca Covid-19 ini berkualitas hidupnya, tetap berinteraksi, tapi tidak ada lagi poin sosialnya. Jadi, menghirup udara segarnya bisa, tapi enggak bisa lagi ngobrol dalam jarak yang dekat, salam-salaman, dan lain sebagainya,” tandasnya. (Rmol)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: