logo
×

Rabu, 19 Agustus 2020

Ditanya Soal Deklarasi KAMI, Hasto: Cukup Ketua DPC PDIP Saja yang Menanggapi

Ditanya Soal Deklarasi KAMI, Hasto: Cukup Ketua DPC PDIP Saja yang Menanggapi

DEMOKRASI.CO.ID - Ketua DPC PDIP Tangerang Selatan (Tangsel) Wanto Sugito melontarkan pernyataan keras atas deklarasi Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI).

Wanto menyebut, klaim KAMI yang ingin menyelamatkan bangsa itu dianggapnya jauh api dari panggang.

Pasalnya, dalam deklarasi tersebut, KAMI gagal menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pun enggan berkomentar banyak terkait pernyataan kader PDIP itu.

Anak buah Megawati Soekarnoputri ini juga tak mau menanggapi soal deklarasi gerakan yang dimotori Din Syamsuddin cs itu.

Menurutnya, deklarasi KAMI itu hanya cukup dikomentari kader PDIP sekelas Ketua DPC saja.

“Biarlah Ketua DPC PDI Perjuangan (Tangsel) yang menanggapi (soal KAMI),” jawab Hasto, Selasa (18/8/2020).

Hasto menyatakan, fokus PDIP saat ini adalah membantu pemerintah menangani dan menanggulangi dampak pandemi Covid-19.

“Skala prioritas partai saat ini adalah menyatu dan bergotong royong dengan rakyat dalam mengatasi dampak Covid-19, bukan menanggapi deklarasi KAMI,” tegasnya.

Lebih lanjut, Hasto pun menyerahkan kepada masyarakat menanggapi gerakan KAMI.

“Karena sikap mereka ke Pak Jokowi seperti itu, tanpa diperintah, rakyat dan grass roots Partai merespons cepat manuver elite KAMi,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua DPC PDIP Tangsel, Wanto Sugito menyebut, klaim KAMI menyelamatkan negara berbanding terbalik dengan kenyataan.

Merujuk pada namanya koalisi aksi, maka di situ hanya ada aksi politik saja.

“Jangankan menyelamatkan Indonesia, menjaga disiplin deklarasi dengan mematuhi protokol Covid-19 saja tidak bisa,” tegasnya.

Sosok yang akrab disapa Klutuk ini lantas membandingkan dengan upacara HUT Kemerdekaan RI ke-75 yang digelar PDIP di Lapangan Benten.

“Sangat tertib dan berdisiplin (menerapkan protokol kesehatan Covid-19),” ujarnya.

Menurutnya, kredibilitas KAMI dengan sendirinya akan tergerus oleh karakter pada pencetus dan pendukungnya yang lebih mengedepankan manuver politik.

Di sisi lain, rakyat pun saat ini semakin cerdas dan bisa menilai sendiri.

Rakyat, lanjut Klutuk, memiliki intuisi kolektif yang bisa membedakan mana pemimpin yang mumpuni dan bekerja keras bagi negeri.

“Rakyat bisa membedakan yang mana yang niat jadi pemimpin tapi nyatanya hanya mengejar mimpi,” kata dia.

Karena itu, Klutuk pun menyangsikan klaim para tokoh KAMI yang menyatakan ingin menyelamatkan bangsa.

“Kami meragukan maksud deklarator KAMI, kecuali hanya sebagai representasi mewakili barisan sakit hati,” sambungnya.

Alumnus UIN Syarif Hidayatullah ini juga menilai, rakyat sudah pasti memahami betul sosok seperti Rizal Ramli, Amien Rais, Rocky Gerung, dan beberapa tokoh deklarator lainnya.

Mereka adalah barisan tokoh yang selama ini selalu berseberangan dengan Presiden Joko Widodo.

“Grass roots PDI Perjuangan itu jelas. Taat asas. Bu Megawati selalu bela Pak Jokowi, maka kami juga pasang badan untuk Pak Jokowi,” tegasnya.

Menilik pada sederet tokoh yang hadir, lanjut Klutuk, ia menilai gerakan KAMI itu kental nuansa post power syndrome.

Karena itu Klutuk menyatakan, gerakan KAMI tersebut sebenarnya bentuk gerakan menyelamatkan mimpi kekuasaan masing-masing.

“Kami tidak habis pikir atas berbagai manuver politik yang terbukti tidak laku tersebut,” tandasnya.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: