logo
×

Sabtu, 12 September 2020

Kena Sentil 3 Menteri, Anies Baswedan Lancarkan Serangan Balik

Kena Sentil 3 Menteri, Anies Baswedan Lancarkan Serangan Balik

DEMOKRASI.CO.ID - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melancarkan serangan balik.

Setelah jadi sorotan lantaran mengumumkan rencana pembatasan sosial berskala besar atau PSBB total dan ketat mulai Senin (14/9), Anies kembali menegaskan alasannya. Mantan Mendikbud ini tetap akan memberlakukan PSBB.

Penerapan PSBB ketat bisa diberlakukan selama dua pekan atau lebih.


Lihat postingan ini di Instagram

Gugus Tugas Percepatan Pengendalian COVID-19 di DKI Jakarta memutuskan untuk menarik rem darurat, kembali menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta. Keputusan ini diambil berdasarkan indikator utama tingkat kematian (Case Fatality Rate) dan tingkat keterisian rumah sakit (Bed Occupancy Ratio) baik untuk tempat tidur isolasi, maupun ICU yang semakin tinggi dan menunjukkan bahwa Jakarta berada dalam kondisi darurat. Kita terpaksa tarik rem darurat, dan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar seperti masa awal dahulu, bukan lagi PSBB Transisi. Kita akan menerapkan kembali arahan Presiden di awal wabah dahulu, yaitu bekerja dari rumah, belajar dari rumah, beribadah dari rumah. Akan ada waktu 4 hari ke depan bagi pengelola perkantoran untuk mempersiapkan diri menghadapi PSBB yang akan kita mulai hari Senin (14/9). Harap persiapkan segalanya dengan baik. Kita semua pernah mengalami PSBB ketat beberapa bulan lalu, kita semua sudah lebih tahu apa yang perlu kita persiapkan sesuai kebutuhan masing-masing. Kami akan terus memberikan informasi dan panduan secara bertahap dalam hari-hari ke depan. Seluruh jajaran Pemprov DKI berkomitmen untuk bekerja keras dan bersiaga penuh selama masa pembatasan ini untuk meringankan beban masyarakat. Kita akan kalahkan wabah ini bersama-sama. Cobaan wabah ini memang besar. Namun, cobaan besar ini bisa berkurang rasa beratnya bila kita saling mendukung. Kami juga segera berkomunikasi pemerintah tetangga Bodetabek dan berkoodinasi bersama, karena wabah ini kita alami sebagai satu daerah megapolitan bersama dan harus kita selesaikan bersama-sama juga. Ini saatnya kita bersatu, bergotong-royong melawan virus ini. Kita berdoa pada Allah SWT agar segera mengangkat wabah ini secepatnya. Semoga Allah merahmati kota Jakarta, merahmati Nusantara, dan melindungi kita semua.
Sebuah kiriman dibagikan oleh Anies Baswedan (@aniesbaswedan) pada

Alasan yang disampaikan Anies masih sama.

Menurut Anies, perkembangan kasus corona dua pekan terakhir ini sangat mengkhawatirkan.

Penambahannya begitu tinggi.

“Itu sebabnya, kami berencana melakukan pengetatan selama dua minggu ke depan. Ini berbeda dengan situasi sebelumnya,” kata Anies, di Balai Kota, Jumat (11/9).

Anies meminta masyarakat Jakarta bertahan di rumah demi menekan laju penularan Covid-19.

“Dengan berada di rumah dulu, harapannya potensi penularan ini bisa ditekan,” ujarnya.

Ia juga mengimbau ke para pelaku usaha khususnya perkantoran, segera membatasi kegiatan kantornya menjelang berlakunya PSBB.

Sebelumnya, keputusan Anies sempat didebat sampai tiga menteri.

Mereka terang­terangan menyentil Anies.

Ketiga menteri itu adalah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.

Airlangga menyebut, keputusan Anies menginjak rem mendadak bikin panik pasar saham hingga anjlok lebih dari 5 persen.

Airlangga juga membantah ketersediaan RS di Jakarta dalam kondisi kritis.
Dia menunjukkan beberapa lokasi yang siap menampung pasien Corona.

Sementara Agus Gumiwang mengungkapkan kekhawatiran keputusan Anies itu bikin industri manufaktur yang belakangan mulai membaik, loyo lagi.

Adapun Agus Suparmanto mengeluhkan soal distribusi logistik yang kemungkinan terhambat. Efeknya bisa memangkas pertumbuhan ekonomi.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: