logo
×

Rabu, 23 September 2020

Kesaksian Jenderal Gatot Nurmantyo, Mengerikan!

Kesaksian Jenderal Gatot Nurmantyo, Mengerikan!

 


DEMOKRASI.CO.ID - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo blak-blakan melihat indikasi akan kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Gatot menyadari gerakan kecil PKI itu mulai merajalela sejak hilangnya kurikulum sejarah mengenai kekejaman G30S PKI di sekolah-sekolah sejak 2008 silam.

“Indikasinya dilihat dari kebijakan meniadakan pelajaran sejarah tentang G30S PKI di seluruh sekolah, di semua strata tingkatan!” jelas Jenderal Gatot dalam kanal Hersubeno di YouTube.

Hal ini menurut Gatot, sangat berbahaya karena mahasiswa di universitas masa kini sudah tidak memiliki pengetahuan tentang kejadian menyeramkan masa lalu sejak kelas 6 sekolah dasar (pada 2008).

“Saya mengamati tentang kemungkinan-kemungkinan bangkitnya gerakan Partai Komunis Indonesia gaya baru diawali sejak 2008,” beber Gatot.

Gatot mengungkapkan, gerakan ini tidak bisa dilihat bentuknya tetapi bisa dirasakan.

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini menjelaskan dengan data-data yang ada pada 10 Maret 2014, saat pertama kalinya memberikan kuliah umum tentang proxy war di Universitas Indonesia.

“Tanggal 10 Maret 2014, saya masih menjabat Pangkostrad dan saya beranikan untuk memberikan kuliah umum tentang proxy war di Universitas Indonesia. Ini terus saya lakukan dan saat saya jadi panglima TNI sudah 59 universitas saya berikan kuliah umum yang fokus pada proxy war,” bebernya.

“Terbukti pada 2017 ada 90 persen lebih generasi muda tidak percaya adanya PKI,” ujarnya.

Gatot Nurmantyo menambahkan, makin menguatnya gerakan kebangkitan PKI ini membuat dia memerintahkan jajarannya menyaksikan kembali kekejaman komunis dalam film G30S PKI.

“Pada saat saya menjadi Panglima TNI saya melihat itu semua, maka saya perintahkan jajaran saya semua melihat G30S PKI,” tandasnya.

Artikel Asli

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: