logo
×

Rabu, 16 September 2020

Ruhut Sitompul: Wah, Gila ya Anies, Mantap juga Ini Kawan

Ruhut Sitompul: Wah, Gila ya Anies, Mantap juga Ini Kawan

 


DEMOKRASI.CO.ID - Politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul getol “menyerang” Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kembali memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat untuk mengendalikan Covid-19 di wilayah Ibu Kota.

Dalam perbincangan di program NGOMPOL (Ngomongin Politik) yang tayang di channel YouTube JPNN.com, Senin (14/9), Ruhut Sitompul mengatakan bahwa Presiden Jokowi sudah bekerja keras mengendalikan wabah ini.

Presiden ketujuh RI itu menurutnya menyikapi pandemi Covid-19 dengan kebijakan yang bijaksana meski sejak awal banyak pihak yang mendesak diberlakukan lockdown atau penguncian wilayah secara nasional. Anies juga termasuk yang ngotot menginginkan penguncian wilayah itu.

“Anies boleh bangga, apa-apa mau PSBB. Lupa omongan dia. Nih Ruhut yang ngomong. Eh Anies, kau yang paling ngotot lockdown. Ingat enggak. Dia yang paling ngotot pada waktu itu,” ucap Ruhut.

“Kebayang kalau kita dulu lockdown. Super power Amerika, Eropa, Singapura yang paling hebat ekonominya, lockdown. Semua sekarang resesi. Resesi lho. Dampaknya. Tetapi beliau (Jokowi, red) mengeluarkan kebijaksanaan PSBB. Sangat fleksibel,” sambung Ruhut.

Nah, bagaimana sikap Ruhut Sitompul atas kebijakan Anies kembali memberlakukan PSBB ketat?

Apa yang dia persoalkan hingga begitu gencar menyerang Anies yang juga mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI era Presiden Jokowi itu?

Berikut tanya jawab dengan Ruhut dalam program NGOMPOL JPNN.com tersebut:

Bagaimana bang Ruhut menanggapi keputusan Anies yang menerapkan kembali PSBB ketat mulai lagi 14 September 2020?

Ya kalau saya, jujur saja saya tidak setuju kalau total. Kembali lagi ke yang semula. Karena begini, kan kita sudah berjalan hampir 6 bulan. Kita sudah belajar ya. Corona (PSBB, red) sekarang yang mau dilakukan Anies dengan sebelumnya kan lain. Awal corona (terkena) semua, ini kan yang mengerikan kan Jakarta. Bukan merah, hitam orang bilang. Kenapa? Kan banyak cara.

Tetapi ada satu hal saya lihat. Saya belum pernah lihat Anies selama mengatasi corona ini seperti Ganjar atau Khofifah, atau Ridwan, turun ke bawah. Mana pernah? Hanya di depan podium. Ngomong dengan permainan kata-lata. Kan hanya itu.

Sebenarnya jujur saja. Enggak usah ada PSBB seperti pertama lagi. Yang transisi ini tetap saja. Tapi kembali tolong dia turun ke bawah, door to door, hei rakyatku, pakailah masker, hei rakyatku bikinlah jarak, hei rakyatku, cuci tangan. Dengan beberapa protokol kesehatan, dia yang langsung sampaikan. Turun.

Alasan DKI berlakukan PSBB salah satunya kapasitas rumah sakit mulai penuh. Bisa kolaps nanti. Itu bisa jadi alasan?

Kan enggak enak kalau itu yang disampaikan. Ini akan begini-begini, itu uang enggak? Dana enggak? Oo rupanya mau dana lagi dari pusat. Hah?

Memang melihat ini kurang dana Pemprov DKI?

Oh iya lah. Itu kan pasti kan minta anggaran. Tapi sekarang saya enggak tahu kawan-kawan saya yang ada di DPRD DKI. Bagaimana sih itu formula E? Kasih dong jawaban mengenai DP yang ratusan miliar itu. Itu kan bisa digunakan. Ditarik lagi.

Bagaimana bang Ruhut menanggapi keputusan Anies yang menerapkan kembali PSBB ketat mulai lagi 14 September 2020?

Ya kalau saya, jujur saja saya tidak setuju kalau total. Kembali lagi ke yang semula. Karena begini, kan kita sudah berjalan hampir 6 bulan. Kita sudah belajar ya. Corona (PSBB, red) sekarang yang mau dilakukan Anies dengan sebelumnya kan lain. Awal corona (terkena) semua, ini kan yang mengerikan kan Jakarta. Bukan merah, hitam orang bilang. Kenapa? Kan banyak cara.

Tetapi ada satu hal saya lihat. Saya belum pernah lihat Anies selama mengatasi corona ini seperti Ganjar atau Khofifah, atau Ridwan, turun ke bawah. Mana pernah? Hanya di depan podium. Ngomong dengan permainan kata-lata. Kan hanya itu.

Sebenarnya jujur saja. Enggak usah ada PSBB seperti pertama lagi. Yang transisi ini tetap saja. Tapi kembali tolong dia turun ke bawah, door to door, hei rakyatku, pakailah masker, hei rakyatku bikinlah jarak, hei rakyatku, cuci tangan. Dengan beberapa protokol kesehatan, dia yang langsung sampaikan. Turun.

Alasan DKI berlakukan PSBB salah satunya kapasitas rumah sakit mulai penuh. Bisa kolaps nanti. Itu bisa jadi alasan?

Kan enggak enak kalau itu yang disampaikan. Ini akan begini-begini, itu uang enggak? Dana enggak? Oo rupanya mau dana lagi dari pusat. Hah?

Memang melihat ini kurang dana Pemprov DKI?

Oh iya lah. Itu kan pasti kan minta anggaran. Tapi sekarang saya enggak tahu kawan-kawan saya yang ada di DPRD DKI. Bagaimana sih itu formula E? Kasih dong jawaban mengenai DP yang ratusan miliar itu. Itu kan bisa digunakan. Ditarik lagi.

Anies sekarang PSBB total, Anda menentang, tetapi dulu anda juga vokal mengkritik waktu Anies membuka Car Free Day, ini kan dua hal berseberangan dari pernyataan Anda?

Enggak. Saya penentang car free day. O saya penentang car free day, itu tegas saya katakan. Itu saya kritisi. Waktu dia buka car free day, apa yang saya khawatirkan terjadi. Enak saja, bukan car Free day, bicycle free day. Itu kan konsumerisme.

Enggak malu dengar di Belanda, di Inggris, tempat sepeda apa tuh, Brimpton, apa tuh? Brompton. Indonesia lho, pembeli yang terbesar karena semua mau pakai itu. Padahal kita ekonomi lagi gimana, harganya ratusan juta. Saya enggak setuju itu.

Kan dia (Anies,red) enggak konsisten dengan omongan dia. PSBB selama masih PSBB maupun transisi, genap ganjil tidak ada. Tahunya genap ganjil sekarang ada.

Sadar enggak dari situ penularan itu. Pertama car free day, sekarang dari genap ganjil. Belum lagi yang saya sedih, izin demo kumpul-kumpul dari siapa? Dari Anies. Dari situ juga, kejadian kan semua. Kenapa dia enggak bisa, tapi karena pendukungnya mau demo dia kasih izin. Itu salah besar. Jadi dia kok yang membikin bom waktu ini semua.

Tapi Jokowi pernah bilang ini bagaimana caranya, apa pun harus dilakukan untuk menangani Covid-19 untuk segera memulihkan perekonomian tanah air. Apakah tindakan Anies ini sesuai dengan arahan Presiden?

Jelas tidak. Dengan dia, istilah dia, rem darurat. Wah, ngeri kali itu. Kalian ini kan semua bawa mobil nih. Atau bawa motor atau bawa sepeda lah. Coba rem darurat. Artinya apa? Kalian kan lagi kebakaran jenggot, kalian kan lagi pusing. Begitu juga dia lagi pusing. Kalau lagi pusing itu membawa kita Indonesia, ada pemerintah pusat, daerah, kabupaten kota, kecamatan kelurahan. Berkoordinasi lah.

Dia sudah pernah enggak ngomong ini kepada Pak Jokowi? Kepada para menteri? Enggak. Nyatanya beberapa menteri, Pak Airlangga, enggak bisa terima. Ekonomi sekarang, kita bayangkan itu. Lembaga keuangan langsung anjlok saham. Jauh.

Dan saya kemarin di beberapa tepat. saya begitu orangnya, biar enggak wakil rakyat. Bang bayangin Bang, kami baru buka ini restoran, baru mulai bernapas, eh sekarang ditutup lagi. Tanggal 14 enggak boleh lagi. Itu pemilik modal.

Pegawai. Bang, kami tanggal 14 sudah dirumahkan lagi Bang. Berkaca-kaca matanya. Kan ada cara, caranya misalkan begini, kalau khawatir itu, kenapa enggak misalnya, silakan bekerja, saya kasih batas sampai jam empat sore. Jam empat sore bubar. Jam enam semua rakyat sudah ada di rumah masing-masing. Suruh satpol PP lewat. Minta bantu polisi sama TNI. Itu kan bisa. Banyak cara. Bukan lagi seperti yang sekarang.

Kalau sekarang mengganggu ekonomi, Ekonomi kita sekarang sudah mulai naik lho. Ada apa Anies bikin begini. Itu yang saya lihat.

Tapi ada anggapan bahwa ini sejalan sebenarnya dengan arahan Presiden ketika sidang kabinet paripurna 7 September bahwa kesehatan adalah kunci. PSBB ini dianggap sejalan dengan arahan presiden?  

Ya, tetapi kan ada komanya, ekonomi juga jangan kita lupakan. Harus sejalan sama-sama. Jangan kita lupakan dong ekonomi. Ekonominya sekarang turun. Harus dipikirkan.

Bang Ruhut ngomongin Anies Baswedan sepertinya menggebu-gebu. Sebenarnya kalau ada nama Anies Baswedan anda terlihat seperti menyerangnya semangat banget. Mengkritisi kebijakannya atau personalnya?

Saya awalnya jujur saja, kebijakannya. Tapi lama-lama, oo personalnya o begini. Kan begitu. Kan kayak tidak ada rasa malu, tetap saja tegar, senyum. Apalagi dia ganteng kalau kita lihat. Tapi kan kalau kita ngerti, aduh. Sebentar begini, nanti berubah lagi.

Itu hak dialah, dia gubernur, tetapi tolonglah. Kita (Anies, red) terpilih itu untuk apa? Pertama merebut hati rakyat. Terebut dong, dia sudah jadi gubernur. Tolong dong menangkan hati rakyat itu, kesejahteraannya.

Ini semua kesejahteraan rakyat DKI itu bantuan dari pusat lho. Enggak dari DKI, dari pusat semua. Mau bantuan yang Rp 600 ribu itu, mau lain-lain macam-macam. Itu dari pusat semua. Ya menteri sosial.

Abang sempat minta Anies mundur karena menilai Covid-19 sudah terlalu tinggi. Termasuk hukuman dari 59 negara yang menolak kunjungan WNI, Anda bilang kesalahan Anies?

Pertimbangan saya begini. Apa pun Jakarta Ibu Kota negara. Barometer. Itu barometer lho, ukuran. Positif tiap hari itu paling gede di Ibu Kota negara. Wajar dong walaupun itu sekarang dikatakan 59 negara itu sebagian mengatakan hoaks, ya. Kita anggap saja enggak hoaks. Wajar kok orang menjaga warga negaranya, takut datang.

Tapi tadi disebut kalau Anies yang ngomong langsung kepada warga DKI, mungkin akan didengar dan dilaksanakan kalau dia kampanye langsung. Apakah warga DKI patuh dengan omongan Anies?

Kalau aku jujur saja. Kan semua ini apalagi pendukung dia ini aku enggak mengerti juga ini. Kan bikin survei, 92 persen rakyat menyenangi Anies.

Survei kapan itu?

Ada. Apalagi kalau, data kan itu kalau dia berani ngomong begitu. Keren kan kalau turun, rakyat dengar dong (ucapannya). Aku saja yang suka berseberangan mungkin, wah gila ya Anies, mantap juga ini kawan.

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: