
DEMOKRASI.CO.ID - Seolah tidak belajar dari presiden negara Prancis yang menghina Islam dan berujung pemboikotan semua produk di berbagai negara Muslim.
Penghinaan terhadap agama kembali terjadi, dan kini menimpa situs e-commerce Amazon. Tagar #BoycottAmazon akhirnya kembali mencuat pada 2020.
Namun ternyata bukan hanya tahun ini saja Amazon mendapat protes dari umat Hindu.
Sebab pada tahun 2017 lalu situs raksasa e-commerce untuk pasar Kanada menerima komplain bertubi-tubi dari konsumen asal Negeri Sungai Gangga, karena menjual keset bermotif bendera India.
Pada awalnya Amazon sempat mengabaikan protes tersebut selama beberapa hari, namun karena protes semakin besar Amazon akhirnya menghapus produk tersebut.
Tak berselang lama pada 2019 tahun lalu kejadian penghinaan agama kembali terulang.
Pasalnya, situs Amazon untuk pasar Amerika Serikat menjual dudukan toilet dan handuk yang bergambar dewa-dewi suci bagi penganut agama Hindu.
Dan baru-baru ini seolah tidak belajar dari kesalahan, Amazon kembali menjual celana dalam dan baju renang bermotif Dewa Ganesha serta Om, simbol tersuci dalam keyakinan Hindu.
Mendengar hal itu manajemen Amazon akhirnya angkat bicara, mereka mengatakan berjanji akan menghapus produk yang menyinggung kepercayaan umat Hindu.
“Semua penjual di marketplace kami harus menaati aturan Amazon, sehingga semua produk yang melanggar akunnya akan langsung dihapus,” seperti dikutip dari pernyataan tertulis Amazon.
Namun sayang, orang-orang India yang mayoritas beraga Hindu terlanjur kecewa. “Seandainya penjual itu tinggal di India, dia bisa langsung dikenai hukum pidana negara kami dengan ancaman penjara hingga 3 tahun,” kata Gaurav Goel, petinggi Partai Bharatiya Janata (BJP).
Usut punya usut ternyata bukan hanya Amazon saja yang menglami protes dari masyarakat India.
Oktober lalu, sebuah merek perhiasan lokal, Tanishq, mengalami boikot online serupa gara-gara menampilkan iklan dengan sosok perempuan Hindu menggelar upacara siraman bersama mertuanya yang beragama Islam.
Bahkan perusahaan besar Unilever India turut jadi sasaran kelompok reaksioner Hindu pada Maret 2019.
Snapdeal, perusahaan lokal yang memakai jasa aktor legendaris Aamir Khan sebagai bintang iklan, sama-sama jadi korban boikot macam ini. Ormas hindu setempat bahkan sampai marah!
#BoycottAmazon
— Sanatan Women (@SanatanWomen) November 10, 2020
Amazon dnt check our tolerance.
U hv been quite oftn hurting our Religious Sentiments deliberatly & at times forcd 2 withdraw ur products bt seems u dnt wanna pay heed.U dare nt hv pics of Prophet or Christ thn y our Lords?
Too scared of Francebeheading, Aren't u? pic.twitter.com/Znzx96PL80
#BoycottAmazon
— Aditi // self stan acc (@Babyyyyaddy) November 10, 2020
IS THIS A JOKE ???????? pic.twitter.com/HIFhy3qfJY