DEMOKRASI.CO.ID - Sebuah film pendek bertema “Cadar” menjadi viral di media sosial. Sesuai dengan temanya, film ini hadir untuk membantah stigma radikal dan intoleran yang kerap disematkan kepada muslimah yang bercadar.
Film yang dikeluarkan oleh Pondok Roja Hidayatullah Sukaharjo ini sekaligus menjadi jawaban atas film berjudul “My Flag – Radikalisme Vs Merah Putih” yang menjadi polemik dan dianggap membawa narasi adu domba sesama muslim dari netizen.
Film kontroversi yang dibintangi oleh Gus Muwafiq ini dituding memuat unsur untuk membenci muslimah bercadar dan laki-laki bercelana cingkrang. Film ini menitik beratkan pada bendera merah putih sebagai lambang persatuan tapi justru mendiskreditkan pihak tertentu.
Film “Cadar” hadir sebagai jawaban yang menggambarkan bahwa muslimah yang bercadar juga senantiasa turut andil dalam menjaga persatuan dan keutuhan negara karena sebagai bentuk manifestasi iman.
Ulama dari Malang Jawa Timur, Abdullah Hadrami turut menaggapi film “Cadar” ini. Ia menyebut film ini mencerdaskan, mencerahkan, mempersatukan dan direkomendasikan untuk ditonton.
“(Film “Cadar”) mengajarkan bagaimana mencintai NKRI dan Merah Putih dengan baik dan benar,” ujarnya.
Sang sutradara dan penulis naskah, Dicky Priambodo dan Izzul Muslimin menjelaskan tujuan film ini sebagai syiar bahwa potret radikalisme itu bukanlah cadar.
“Awalnya dari keresahan saya dan teman, melihat masih seringnya anggapan radikalisme disematkan ke orang bercadar dan celana cingkrang, terus bertepatan juga dengan film yang lagi beredar “My Flag” dimana adegannya sangat menjelaskan orang bercadar kaum radikal,” terang Dicky.
Film dengan durasi 6 menit 5 detik ini juga banyak mendapat komentar dari warganet di media sosial.
“Film pendek jawaban dari film Koplak “MY FLAG” buatan adik adik kita dari sukoharjo” ujar akun @Lelaki5unyi yang mengunggah cuplikan film di twitter, Senin (2/11/2020). Hasil unggahannya telah ditonton lebih dari 127 ribu kali.
Film pendek jawaban dari film Koplak "MY FLAG" buatan adik adik kita dari sukoharjo pic.twitter.com/GkUKyiEYaz
— Langit Awera (@Lelaki5unyi) November 2, 2020
“Selamat! Bukan sutradara abal-abal, tidak perlu sponsor Telkomsel dan Martha Tilaar pun hidup berbangsa Insya Allah membuat rakyat tetap waras. Jauh dari pesan yang memecah belah,” timpal akun @ns_irawan.*