logo
×

Minggu, 01 November 2020

Macron Diminta Ubah Sikap Soal Kartun Nabi, Ketimbang Seret Eropa dalam Pertempuran dengan Islam

Macron Diminta Ubah Sikap Soal Kartun Nabi, Ketimbang Seret Eropa dalam Pertempuran dengan Islam

 


DEMOKRASI.CO.ID - Pemimpin Gerakan Syiah Lebanon, Hizbullah, mendesak Prancis mengubah sikapnya mengenai penerbitan kartun Nabi Muhammad. Jika tidak, Prancis berpotensi memicu perseteruan lebih luas dengan Muslim dunia.

Pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, memicu kontroversi luas usai menyebut insiden pembunuhan Samuel Paty, seorang guru sejarah, sebagai teror Islam. Paty tewas dengan kondisi mengenaskan leher tergorok setelah menggunakan karikatur Nabi Muhammad sebagai bahan diskusi mata pelajaran kebebasan berekspresi.

Ucapan Macron menuai kecaman keras dari sejumlah negara-negara Islam serta mendorong gerakan boikot produk Prancis. Kendati demikian, Macron kembali menegaskan sikapnya melindungi serta mempertahankan sekuleritas di Prancis, termasuk menjamin kebebasan berekspresi menggunakan simbol-simbol agama Islam. Sikap bertahan inilah yang dinilai sebagai keangkuhan Prancis.

Macron diminta lebih cerdas bersikap

Kisah Kael Tekuni Dunia Nyanyi dari Belia hingga Punya Single Sendiri

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah mengatakan Macron harusnya dapat lebih cerdas bersikap. Memilih melindungi penistaan agama dengan dalih kebebasan beragama malah dikhawatirkan semakin memperlebar jarak umat beragama.

“Otoritas Prancis bukannya memperbaiki masalah, malah menjadi keras kepala mengenai kebebasan berekspresi ini dengan mengatakan kami ingin melanjutkan dengan kartun satir,” kata Nasrallah dikutip dari AFP, Sabtu (31/10/2020).

“Anda (Prancis) perlu berpikir untuk memperbaiki kesalahan ini,” lanjutnya.

“Tidak ada Muslim di dunia yang akan menerima martabat kami, martabat Nabi kami dihina,” ujarnya.

Dua pekan berselang pascainsiden pembunuhan Samuel Paty, Prancis kembali diguncang aksi teror lainnya yang terjadi di Gereja Basilica Notre-Dame, Kamis (29/10/2020) kemarin. Macron lagi-lagi menuding kelompok Islam berada di belakang penikaman yang menewaskan tiga orang.

Macron diminta hentikan kampanye anti-Islam

Nasrallah kembali mengingatkan Macron agar menghentikan ‘kampanye’ anti-Islam, dikhawatirkan sikap tersebut justru makin melebar yang berakibat menyeret negara-negara Eropa–dengan ideologi sekuler maupun liberal–dalam perseteruan dengan Muslim dunia.

“Pembunuhan ini dilarang oleh Islam, agama kami melarang pembunuhan orang tak berdosa.”

“Meski sekalipun pelakunya adalah seorang Muslim, tidak ada kelompok Muslim yang ingin bertanggung jawab atas kejahatan itu.”

“Otoritas Prancis telah menyeret diri mereka sendiri dan seluruh Prancis serta seluruh Eropa ke dalam pertempuran dengan Islam dan Muslim untuk alasan lemah dan terkadang tidak jelas,” pungkasnya.

Artikel Asli

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: