DEMOKRASI.CO.ID - Tim Pakar Satgas Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku Turro Wongkaren menyebutkan, ada sejumlah faktor yang membuat masyarakat enggan dites Covid-19.
“Pertama kita perlu tahu orang nggak mau dites itu ada sebabnya. Ada sebab ekonomi, ada sebab budaya, ada sebab stigma, ada macam-macam,” katanya dalam talkshow bertema Masyarakat Bijak Sadar 3T, Selasa (24/11).
“Dari segi ekonomi misalnya, dia takut kalau kemudian ditesting hasilnya positif. Bisa jadi dia nggak boleh masuk kantor, mungkin ini khusus mereka yang di kalangan bawah ya, ekonomi yang di bawah, mereka jadi engga bisa misalnya dalam uang makan atau mereka nggak bisa kerja nanti keluarganya makan apa. Jadi itu perlu ditangani,” sambung Turro yang juga sebagai Kepala Lembaga Demografi FEB Universitas Indonesia.
Faktor lain yang membuat orang enggan dites, yakni tes Covid sendiri dirasa masih membingungkan. Selain itu, banyak istilah yang tidak dimengerti masyarakat dan faktor kenyamanan.
“Khususnya kalangan menengah dan ke atas, masalah kenyamanan. Mungkin kita berpikir, ya namanya tes penting, masa harus mikir kenyamanan, tapi bayangkan kalau seseorang harus ke rumah sakit kemudian dia harus ngantri berjam-jam, mungkin juga nggak sampai berjam-jam tetapi tempat nunggunya kemudian takut kena Covid di situ. Jadi banyak hal yang membuat seseorang nggak mau tes,” paparnya.
Namun diakuinya, yang paling membuat orang enggan dites adalah karena takut mendapat stigma negatif.
“Orang takut kalau ternyata positif atau reaktif, apa yang akan orang katakan, kemudian dia takut bagaimana kalau ternyata saya harus dikucilkan oleh keluarga besar saya atau lainnya,” tuturnya.
Karena itu, pihaknya pun memberikan makna lain bagi orang yang mau dites yakni sebagai pahlawan.
“Nah ini, saya pikir kita harus memikirkan bagaimana cara tes itu mempunyai makna lain. Makna lain itu gini, kalau Anda dites anda tuh sebenarnya bisa kita sebuah sebagai pahlawan. Kenapa? kalau orang nggak dites bisa jadi OTG-OTG itu menyebarkan penyakit ke banyak orang tanpa orang tahu bahkan dia sendiri,” terangnya.
“Karena itu, kalau orang dites itu buat saya pahlawan karena dia berani menaruh dirinya untuk kemudian ada kemungkin dia mengalami hal-hal negatif. Tapi toh dia tahu ini untuk kepentingan masyarakat,” tandasnya.