DEMOKRASI.CO.ID - Ulama kondang asal Arab Saudi yang telah menjadi warga negara Indonesia, Syekh Ali Jaber mendatangi rumah keluarga besar Muhammad Gifari Akbar (16 tahun), di Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Rabu (11/11).
Kedatangannya itu untuk meminta izin mengangkat pemuda yang sempat viral karena sedang membaca Alquran saat memulung itu sebagai anak asuh. Syekh Ali juga akan mendidik Akbar agar bisa menjadi imam besar.
Kedatangan Syekh Ali ke kampung halaman Akbar disambut oleh warga sekitar. Ratusan warga ingin melihat langsung sosok ulama yang telah terkenal itu mendatangi rumah tetangga mereka.
Syekh Ali yang sampai ke lokasi sekira pukul 20.15 WIB disambut oleh lantunan shalawat oleh warga. Setelah menyapa warga, Syekh Ali langsung menuju rumah kakek dan nenek Akbar, tempat Akbar tinggal jika pulang ke Garut, yang tak jauh dari jalan.
“Saya bangga sekali bisa bertemu langsung dengan keluarga Akbar di Garut. Dan saya memohon pamit, izin, untuk bisa bawa Akbar dibina. Insya Allah akan dijadikan imam besar Indonesia,” kata dia, Rabu (11/11) malam.
Menurut dia, keluarga besar Akbar telah merestuinya untuk membawa pemuda itu. Akbar akan dididik di pondok pesantren yang dikelolanya, di kawasan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Selama sebulan ke depan, Akbar akan mulai mondok di pesantren.
“Setelah itu kita bawa berangkat umroh. Selepas umroh dia lanjut lagi belajar,” kata Syekh Ali.
Mengingat Akbar telah putus sekolah, Syekh Ali akan melobi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Ia akan meminta Kemendikbud untuk memberikan ruang agar Akbar bisa melanjutkan pelajaran formal sekolah.
Seperti diketahui, Akbar terakhir merasakan sekolah saat masih kelas 4 SD. Setelah itu, ia hidup di jalanan dengan mengamen dan mengumpulkan barang bekas. “Kita akan cari solusi yang baik untuk pendidikan dia,” kata dia.
Menurut Syekh Ali, pemuda Indonesia bukan hanya harus belajar agama. Lebih dari itu, pemuda juga harus memiliki pendidikan formal.
Syekh Ali berharap, seluruh anak Indonesia bukan hanya menjadi anak berbakti untuk orang tua, tapi juga bisa mengabdi untuk Indonesia. “Tidak bisa mereka mengabdi kalau pendidikan masih nol. Makanya, kita harap anak-anak kita tidak ada yang bodoh, tidak punya pendidikan. Semua harus dididik dengan baik, sehingga insyaallah mereka akan membangun masa depan Indonesia menjadi lebih baik,” kata dia.
Setelah meminta izin kepada keluarga, dan Akbar pun dibawa oleh Syekh Ali Jaber, maka pecahlah tangis keluarganya. Akbar pun menangis setelah mengucapkan salam perpisahan kepada keluarganya. Adapun keluarganya yang hadir pada saat perpisahan itu adalah kakek, nenek, ayah, ibu, dan adik-adik Akbar.