logo
×

Rabu, 30 Desember 2020

Ramai Video Tito Karnavian Sebut FPI Ormas Paling Toleran

Ramai Video Tito Karnavian Sebut FPI Ormas Paling Toleran

DEMOKRASI.CO.ID - Pemerintah menetapkan Front Pembela Islam (FPI) sebagai organisasi terlarang, setelah perpanjangan izin SKT di Kemendagri tak disetujui. FPI juga dilarang karena kegiatannya dianggap melawan hukum. 

Di tengah sengkarut soal FPI, muncul video lama Tito Karnavian saat masih menjabat Kapolda Metro Jaya tahun 2016. Dalam video berdurasi 4 menit itu, Tito berpidato memberi pernyataan bahwa FPI adalah ormas paling toleran. 

Pernyataan itu diawali dengan komentar acara yang mengangkat tema dialog lintas agama dianggap Tito sangat penting dan menarik, karena dilaksanakan oleh FPI. 

"Ini menariknya dilaksanakan oleh FPI dan di tempatnya FPI, alhamdulillah. Tepuk tangan dulu buat FPI," ucap Tito yang hadir berkopiah itu disambut tepuk tangan, dikutip Rabu (30/12). 

Acara dialog itu bagi Tito melepaskan stigma FPI organisasi massa yang radikal, identik dengan kekerasan, dan intoleran. 

"Tapi dalam kenyataannya saya paham, karena sudah lama dengan teman-teman FPI dan banyak bergaul termasuk berdiskusi banyak dengan Imam Besar, beliau sangat toleran sebetulnya, dan itu mewarnai FPI," ucap Tito yang saat itu berpangkat Irjen. 

"FPI adalah ormas Islam yang sangat toleran kepada agama lain."

- Tito Karnavian pidato 2016


Pidato lama Tito itu turut diungkit oleh anggota DPR yang juga Waketum Gerindra Fadli Zon. Dia mempertanyakan FPI dulu dipuji Tito Karnavian, kini dibubarkan juga oleh Tito dalam SKB. 

"Karena apa dilarang? Kan kalau kita gali jejak digital dari pendapat para tokoh-tokoh juga yang sekarang juga banyak berkuasa, itu kan berbeda banyak," ucap Fadli Zon kepada wartawan. 

"Bahkan ada testimoni Pak Tito sendiri mengatakan FPI itu ormas yang baik dan pendapat dari yang lain-lain bisa dikumpulkan," imbuhnya. (*)

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: