DEMOKRASI.CO.ID - Aisyah Alisa mungkin tak pernah membayangkan harus menjalani hidup tanpa kehadiran orang tua di usia yang masih sangat muda.
Aisyah baru berusia 10 tahun. Tapi dia harus hidup sendiri. Sang ibu yang menjadi tumpuan hidupnya telah meninggal karena Covid-19, sedangkan ayahandanya sudah meninggal beberapa tahun lalu.
Dia sempat terkonfirmasi Covid-19 dan menjalani masa karantina di Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Tangsel. Dan, Sabtu (30/1), setelah 13 hari menjalani karantina, Aisyah diperbolehkan pulang.
Kepulangan Aisyah pun dihiasi tangis haru sejumlah perawat hingga penghuni RLC lainnya. Aisyah dilepas oleh Koordintor RLC, Suhara Manullang.
Untuk sementara, Aisyah yang kini yatim piatu dan tidak memiliki siapa-siapa, akan diasuh oleh Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Wahyunoto Lukman untuk menghilangkan traumanya.
"Aisyah tadinya kita bawa ke Dinas Sosial, di sana rumah singgah khawatir dia belum hilang traumanya melihat orang gangguan jiwa, lansia telantar, dan disabilitas. Jadi untuk sementara ke rumah seorang pegawai Dinsos. Kan saya pegawai Dinsos," kata Wahyunoto di RLC-19, Sabtu (30/1), dikutip Kantor Berita RMOLBanten.
Lanjut Wahyunoto, Aisyah sudah dinyatakan sebagai anak terlantar berdasarkan surat kepolisian atas laporan RT serta Kelurahan. Nantinya Dinsos akan membuka pintu bagi orang yang berkeinginan menjadi orangtua angkat Aisyah.
"Jadi memang kita belum membuka pendaftaran, belum kita data siapa, nanti pada waktu kita buka siapa yang berkeinginan niat memenuhi syarat nanti. Yang sudah hubungi saya saja sudah 10 orang. Tapi niatnya untuk keberkahan Aisyah," paparnya.
Adapun syarat yang nanti wajib dimiliki jika ingin menjadi orangtua angkat Aisyah, yakni dari segi kemampuan menjamin masa depan Aisyah, seagama, dan beberapa syarat lainnya.
"Yang utama kemampuan menjamin masa depan Aisyah, sekolahnya, kebutuhan pokok dan kebutuhan dasar. Kemudian ada syarat orangtua angkat harus seagama. Karena orang tua Asiyah kan mualaf, jadi ini jadi perhatian kita karena sudah jauh keluarga dari almarhumah ibunya," jelas Wahyunoto.
Sejauh ini sudah ada beberapa orang yang mengajukan diri menjadi orangtua angkat Aisyah. Mulai dari kalangan artis hingga pejabat tinggi di TNI Angkatan Darat.
"Ada mantan pejabat Kemensos, ada pejabat TNI di Angkatan Darat, ada yang dari media top, artis ada, sudah komunikasi ke saya," katanya.
Sementara itu, Koordinator RLC-19, Suhara Manullang mengatakan, Aisyah sudah sehat selama menjalani karantina di RLC-19. Meski awalnya, psikisnya terganggu karena kehilangan ibunya.
"Aisyah awal-awal ada satu duka secara psikis, tapi kan kita ada psikolog yang dampingi dan bersyukur di RLC keluarga besar, jadi banyak ibunya banyak kakaknya. Dia ceria, sama penghuni lainnya dihibur," tandas Suhara. (RMOL)