logo
×

Minggu, 21 Februari 2021

Henry Subiakto Bandingkan UU ITE dengan Kitab Suci, Tengku: Penyusunnya Anda Anggap Tuhan?

Henry Subiakto Bandingkan UU ITE dengan Kitab Suci, Tengku: Penyusunnya Anda Anggap Tuhan?

DEMOKRASI.CO.ID - Pernyataan Henri Subiakto, Staf Ahli Kemenkominfo yang membandingkan UU ITE dengan kitab suci menuai beragam tanggapan. Salah satu tanggapan datang dari Ustaz Tengku Zulkarnain yang keras mempertanyakan pernyataan tersebut.

Lewat sebuah cuitan di akun Twitternya, Tengku Zul mengomentari sebuah artikel berita yang membahas soal pernyataan Henry Subiakto tersebut.

Tengku Zul menyayangkan adanya pemikiran semacam itu muncul dari seorang staf ahli yang bergelar profesor.

"UU ITE kok disamakan dengan kitab Suci? Apa pembuat UU ITE sudah merasa jadi Tuhan, ya...?" tulis Tengku Zul Mimggu, (21/2/2021).

"Atau anda anggap Tuhan? Profesor, punya pikiran begini?" lanjut Tengku Zul.

Menanggapi polemik tentang UU ITE dan cuitan Tengku Zul, para warganet lantas menuliskan beragam komentar. Beberapa dari mereka tampak setuju dengan cuitan Tengku Zul.

"Membandingkan UU ITE itu seharusnya dengan UU lain semisal UU AS atau lainnya. Kitab suci Al-Qur'an itu tiada banding. Seharusnya isi UU ITE acuanya adalah Pancasila dan UUD1945 dan Pasal pasal dalam UU ITE harus jelas dan detail karena jangan sampai terjadi multitafsir yang berbeda," tulis warganet dengan akun @IAhmadq****.

"Astagfirullah...... Orang pintar stetmennya kok ngawur," tulis warganet dengan akun @RasyaK****.

"Gelar tinggi kadang tidak korelasi dengan kecerdasan. Akibat jabatan, jadi sesukanya ngomong. UU ITE buatan manusia, yang pasti salah. Sedang Kitab Suci (AlQuran) adalah Kalamullah, firman Allah/firman Tuhan. Pasti benar& tak mungkin salah. UU ITE tidak perlu ditafsir, sudah cacat sejak lahir!" tulis warganet lain dengan akun @AbuZahraAbu****.

Sebelumnya, diketahui bahwa Henri Subiakto selaku Staf Ahli Kemenkominfo memberi pernyataan yang membandingkan UU ITE dengan kitab suci.

Ia menyebut jika terjadi interpretasi yang salah, tak berarti UU tersebut harus diubah. Ia juga menyebut, kitab suci sering ditafsirkan masing-masing tapi tak lantas diubah begitu saja. (*)

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: