DEMOKRASI.CO.ID - Puluhan anggota Partai Republik yang bekerja di bawah pemerintahan mantan Presiden George W. Bush dilaporkan meninggalkan partai karena kecewa dengan banyaknya kegagalan selama pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
Mereka diketahui pernah bertugas di eselon tertinggi pemerintahan Bush. Beberapa telah mengakhiri keanggotaan mereka, sementara yang lainnya membiarkannya tidak berlaku sementara.
"Partai Republik yang saya tahu sudah tidak ada lagi. Saya akan menyebutnya kultus Trump," ujar mantan Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan di pemerintahan Bush, Jimmy Gurule.
Sementara itu, Kristopher Purcell yang bekerja di kantor komunikasi Gedung Putih pada era Bush mengungkap, sekitar 60 hingga 70 mantan pejabat Bush telah memutuskan meninggalkan partai.
"Jumlahnya bertambah setiap hari," ungkap Purcell, seperti dikutip Reuters.
Saat ini Republik sendiri tengah terpecah-pecah, di antara basis pendukung Trump yang masih sangat kuat, dan mereka yang sudah muak dengan mantan presiden.
"Kami sedang mengalami sedikit perselisihan sekarang. Tapi kita akan bersatu. Kami harus melakukannya," terang Ketua Komite Nasional Republik, Ronna McDaniel.
McDaniel mengatakan, Partai Republik akan bersatu untuk melawan agenda Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat.
Saat ini, Trump sendiri tengah menghadapi proses pemakzulan. Pada 8 Februari, ia akan disidang di hadapan Senat. Sebagian besar Senator Republik telah menyatakan tidak akan mendukung sidang pemakzulan karena tidak sesuai dengan konstitusi, di mana Trump sudah tidak lagi menjadi presiden.[rmol]