DEMOKRASI.CO.ID - Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban kini disebut kampung miliarder. Sebab, banyak warganya yang mendapat uang ganti rugi lahan hingga miliar Rupiah dari Pertamina.
Namun banyak pula warga yang tetap menjadi warga biasa atau bukan miliarder. Salah satunya Tarsimah (65). Ia mengaku hanya bisa mendengar riuh sukacita dari warga yang menjadi miliarder.
"Mboten angsal nopo-nopo (Tidak dapat apa-apa). Ya hanya lihat orang yang jual tanah saja pada senang," tutur Tarsimah di rumahnya, Minggu (21/2/2021).
Nenek ini mengaku tak punya lahan untuk dijual ke Pertamina. Bahkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja, ia mengandalkan bantuan dari pemerintah.
Di dinding depan rumah Tarsimah tertempel stiker penerima bantuan pangan non tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH). "Tidak punya tanah, ya hanya rumah ini. Saya dan suami sudah tidak kerja, dapat bantuan dari pemerintah," imbuhnya.
Di rumah itu ia tinggal bersama Parman (70). Suaminya itu sakit tidak bisa jalan. Kondisi itu membuatnya harus bertahan dengan segala keterbatasan.
Ia juga bercerita, saat ini kedua anaknya sudah tidak tinggal serumah. Melainkan telah berkeluarga. Ada yang tinggal di luar kota juga.
"Ya seadanya bertahan, melihat tetangga pada jual tanah ya saya tidak bisa apa-apa. Tidak punya lahan untuk dijual juga," ungkapnya sambil bersandar di pintu rumah.
Pendamping Bantuan Sosial Pangan (BSP) atau Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Jenu, Imron mengatakan, sebelumnya ada 288 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT di Desa Sumurgeneng. Namun setelah diverifikasi atas viralnya kampung miliarder, ditemukan 27 KPM yang dianggap sudah mampu, karena telah menjual lahan ke Pertamina.
Mereka yang dianggap sudah mampu dicoret sebagai penerima BPNT, melalui aplikasi sistem informasi kesejahteraan sosial next generation (SIKS-NG). "Sudah diverifikasi oleh petugas, yang mendapat ganti untung lahan harus dikeluarkan dari penerima BPNT," tegas Imron.
Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto menyatakan, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli warga kampung miliarder dengan menggunakan uang jual lahan. Menurutnya ada 840 KK di desanya. Namun yang lahannya dibeli Pertamina hanya 225 KK.(dtk)