DEMOKRASI.CO.ID - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko tidak memiliki keinginan untuk mengambil alih Partai Demokrat sebagaimana ramai dalam pemberitaan beberapa waktu lalu.
Begitu tegas Ketua Umum Lembaga Pemantau Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (LPPC19-PEN) Arief Poyuono usai dirinya memenuhi undangan makan siang Moeldoko, Selasa (23/2).
Arief Poyuono memastikan tidak ada perbincangan mengenai Partai Demokrat dalam pertemuannya dengan Moeldoko.
“Enggak lah buat apa bicarain Demokrat. Udah usang,” tegasnya kepada redaksi sesaat lalu.
Berdasarkan hasil perbincangan selama makan siang, Arief menilai tidak ada terlontar sedikitpun ucapan Moeldoko yang menyiratkan keinginan untuk masuk dalam partai politik.
“Saya lihat diksi beliau enggak ada tuh kepingin jadi orang parpol,” tutur ketua umum FSP BUMN Bersatu itu.
Arief mengatakan bahwa mantan panglima TNI itu hanya bercerita mengenai perkembangan dari pemulihan ekonomi akibat Covid-19.
Kepada Moeldoko, Arief memberi masukan bahwa dinamika politik saat ini sedang landai. Sebab, elite sudah sadar dan sepakat untuk bersama-sama membantu negara.
“Semua sudah sadar untuk membantu negara dan rakyat. Itu paling yang saya kasih masukan,” terangnya.
Nama Moeldoko sebelumnya dikaitkan sebagai pihak eksternal yang hendak mengambil alih secara paksa pucuk pimpinan Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Di mana pihak eksternal tersebut bersama sejumlah mantan kader dan kader Demokrat merencanakan untuk melakukan Kongres Luar Biasa (KLB).(RMOL)