logo
×

Kamis, 18 Februari 2021

Warga Kampung Miliarder Tuban Tetap Bertani Meski Punya Banyak Uang

Warga Kampung Miliarder Tuban Tetap Bertani Meski Punya Banyak Uang

DEMOKRASI.CO.ID - Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban tengah menjadi sorotan dan disebut-sebut sebagai kampung miliarder. Meski begitu, warganya tetap bertani seperti biasa.

Desa Sumurgeneng disebut kampung miliarder setelah 25 persen warganya mendapat uang ganti rugi lahan yang dibeli Pertamina untuk kilang minyak. Rata-rata, warga mendapatkan Rp 8 miliar.

Dengan uang miliaran Rupiah itu, banyak warga yang memborong mobil, membeli tanah dan merenovasi rumah. Seperti yang disampaikan salah seorang warga, Siti Nurul Hidayatin.

Menurutnya, meski sudah menjadi miliarder, warga tetap beraktivitas seperti biasa. Tetap bertani dan memelihara hewan ternak.

"Ya tak ada yang berubah banyak sebenarnya. Mereka yang bertani tetap ke ladang dan sawah. Yang punya ternak juga sibuk cari rumput atau pakan ternak lainnya. Ya pasti saat ini yang terlihat beda banyak rumah yang sedang direhab," ujar Siti kepada detikcom, Kamis (18/2/2021).

Kemudian ia menjelaskan mengapa tak banyak pemuda di desa itu. Sebab, kebanyakan pemuda menjadi TKI dan merantau ke luar kota.

"Tiap tahun itu paling banyak di Kecamatan Jenu itu, warga Desa Sumurgeneng yang tiap tahunnya berangkat haji. Kalau habis panen itu sering terlihat banyaknya warga yang pakai perhiasan," imbuh Siti.

Warga lainnya Wantono (40) menuturkan hal yang sama. Menurutnya warga Desa Sumurgeneng banyak yang memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang luas.

"Masyarakat Sumurgeneng ini sebenarnya sudah banyak yang kaya. Tak sedikit miliki lahan pertanian yang luas dan hasil panennya selalu melimpah. Seperti saya ini ya tiap hari ke ladang meski habis terima uang dari pembebasan tanah," jelas Wantono.

Di Desa Sumurgeneng ada 840 KK. Desa itu secara geografis terletak di barat kota Bumi Wali Tuban. Yang tak jauh dari laut utara. Dari kota berjarak 20 km.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto membenarkan soal warganya yang beramai-ramai memborong mobil hingga viral. Bahkan menurutnya, sudah ada 176 mobil baru yang dikirim ke desa tersebut. Sisanya masih inden.

"Mobil baru Minggu kemarin ada 17 yang datang, kalau sampai sekarang sudah ada 176. Semua baru," kata sang kades di rumahnya.

Ia menambahkan, pengiriman 17 mobil secara bersamaan itu kemudian viral di media sosial. Hingga kini, soal aksi ramai-ramai memborong mobil itu masih menjadi perbincangan.(dtk)

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: