logo
×

Jumat, 05 Maret 2021

Moeldoko dan Demokrat: dari Membantah Kudeta hingga Jadi Ketum Versi KLB

Moeldoko dan Demokrat: dari Membantah Kudeta hingga Jadi Ketum Versi KLB

DEMOKRASI.CO.ID - Cukup mengagetkan juga, Moeldoko tiba-tiba menjadi Ketum Demokrat, walau versi KLB. Tapi siapa sangka Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Presiden Jokowi ini mengambilalih partai yang lekat dengan sosok SBY.

Sebagai catatan, Moeldoko dahulu adalah Panglima TNI di era SBY. Boleh dibilang, dahulu Moeldoko salah satu orang kepercayaan SBY hingga menjadi panglima.

Kini, Moeldoko dengan kekuatannya 'melawan' SBY lewat KLB untuk menguasai demokrat.

Sebenarnya gonjang ganjing Moeldoko ingin menguasai Demokrat sudah santer sejak sebulan yang lalu. Nama Moeldoko sendiri muncul setelah politikus Demokrat, Andi Arief menyebutnya.

Andi Arief menyebut, Moeldoko mengumpulkan sejumlah eks pengurus Demokrat.

Moeldoko saat itu bereaksi atas tudingan itu. Salah satunya seperti ini, "Janganlah membuat sesuatu apa ini. Menurut saya ini kayak dagelan gitu ya. Lucu-lucuan. Moeldoko mau kudeta. Apaan ini kudeta".

Tak hanya itu saja, kumparan merangkum sejumlah ucapan Moeldoko soal tudingan ingin mengambil alih Demokrat hingga ternyata akhirnya menjadi Ketum versi KLB:

(-) Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko membantah tudingan bahwa ia ingin melakukan kudeta di Partai Demokrat demi menjadi capres 2024. Moeldoko menganggap tudingan ini sebagai sebuah dagelan.

"Terus dibilangin jadi Presiden-lah, ya enggak-enggak sajalah. Kerjaan gw setumpuk begini, ngurusin yang enggak-enggak aja. Janganlah membuat sesuatu apa ini. Menurut saya ini kayak dagelan gitu ya. Lucu-lucuan. Moeldoko mau kudeta, apaan ini kudeta," kata Moeldoko saat menggelar konferensi pers di kediamannya Jalan Terusan Lembang, Jakarta, Rabu (3/2).

(-) Moeldoko kemudian menjelaskan, jika benar ia ingin mengambil alih Partai Demokrat dari AHY, maka tidak sesederhana mengumpulkan pengurus DPC kemudian memaksa mereka mendukungnya. Menurut dia, ada aturan dalam partai yang harus dipatuhi.

"Anggaplah begini ya, saya punya pasukan bersenjata nih, anggaplah Panglima TNI pengin jadi Ketum Demokrat, emangnya gue bisa gue todong senjata itu, 'para DPD, DPC, hei datang sini gue todongin senjata. Semua kan ada aturannya, AD/ART dalam semua parpol. Jangan lucu-lucuan begitu," kata Moeldoko.

"Di Demokrat ada Pak SBY, ada putranya Mas AHY apalagi dipilih secara aklamasi kenapa mesti takut ya, kenapa mesti menanggapi seperti itu?" tutup Moeldoko.

(-) Moeldoko juga kembali meminta Demokrat untuk tidak merespons berlebihan. Apalagi soal pertemuan antara kader Demokrat dan dirinya lalu kemudian mengaitkan dengan Presiden Jokowi.

"Biasalah itu internal parpol. Aku orang luar, loh, ini enggak ada urusannya. Itu aja, ya, jadi biasa-biasa aja," lanjutnya.

(-) Moeldoko mengungkapkan selama beberapa waktu belakangan kedatangan banyak tamu. Ia mengaku tidak mengerti konteks apa yang dibicarakan para tamu tersebut, namun ia tetap menerima mereka dan mendengarkan curhat mereka.

"Konteksnya apa saya juga enggak ngerti, tapi dari obrolan itu biasa saya awali dari pertanian karena saya suka pertanian. Berikutnya curhat soal situasi yang dihadapi, ya, gue dengerin aja. Berikutnya, ya, ya sudah dengerin aja. Saya sih sebenarnya prihatin lihat situasi itu karena saya bagian yang mencintai Demokrat," tuturnya.

"Mungkin dasarnya foto-foto. Ada dari Indonesia timur, mana-mana kan pengen foto sama gue, ya, saya terima saja apa susahnya. Itu menunjukkan jenderal enggak punya batas dengan siapa pun. Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan, ya, silakan saja. Saya enggak keberatan," pungkasnya.

(-) Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko kembali menanggapi polemik yang terjadi di Partai Demokrat. Apalagi, namanya kembali disebut dalam pernyataan Ketua Majelis Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Memang belum selesai di Demokrat? Saya pikir sudah selesai. Kan saya enggak ngikutin ya," kata Moeldoko di WTC Sudirman, Jakarta, Kamis (25/2).

"Begini, ya. Saya selama ini kan bekerja, berikutnya juga kebetulan saya punya acara untuk pernikahan putri saya terakhir. Sehingga dalam 3 minggu terakhir ini saya sibuk mengurusi itu, ya, 3-4 minggu terakhir ini. Sehingga saya enggak ngerti tuh perkembangan internal seperti itu, saya pikir sudah selesai," jelasnya.

(-) Moeldoko mengingatkan Partai Demokrat agar tak lagi melontarkan fitnah-fitnah soal kudeta.

"Itu ketawa semua itu, apa ya urusannya? Tapi juga marah, jadi saya ingatkan hati-hati. Jangan memfitnah orang, hati-hati, saya sudah ingatkan," kata Moeldoko.

(-) Moeldoko meminta Demokrat jangan mudah baper dan harus menjadi pemimpin yang kuat.

"Saran saya, ya. Jadi seorang pemimpin harus jadi pemimpin yang kuat, jangan mudah baperan, jangan mudah terombang ambing dan seterusnya," kata Moeldoko kepada wartawan, Senin (1/2.

"Kalau anak buahnya enggak boleh pergi ke mana-mana diborgol aja," lanjutnya.

Dan yang terakhir, setelah sibuk membantah, akhirnya hari ini Moeldoko menerima jabatan Ketum yang dari para peserta KLB

(-) Moeldoko lalu menanyakan pada peserta rapat, apakah KLB yang digelar ini sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat.

"Sesuai..!!!" Jawab ratusan peserta berjas Demokrat.

"Kedua, saya ingin tahu keseriusan kalian memilih saya ke partai Demokrat, serius atau tidak?" Dijawab peserta, serius.

Pertanyaan ketiga adalah keseriusan peserta KLB atas nama integritas menempatkan merah putih di atas kepentingan pribadi dan golongan. Dijawab serius.

"Dengan demikian, saya menghargai keputusan saudara untuk itu saya terima menjadi ketua umum Partai Demokrat,"

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: