logo
×

Jumat, 28 Januari 2022

Chusnul: Gayamu Nies, Buzzermu Sampai Sekarang Larang Saya Kritik Kamu Cuma karena Saya Orang Kalimantan

Chusnul: Gayamu Nies, Buzzermu Sampai Sekarang Larang Saya Kritik Kamu Cuma karena Saya Orang Kalimantan

DEMOKRASI.CO.ID - Pegiat media sosial, Chusnul Chotimah menanggapi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang menyebut bahwa kritikan tidak boleh dimatikan.

Chusnul Chotimah menyindir bahwa hingga sekarang, buzzer Anies Baswedan melarang ia mengkritik hanya karena dirinya orang Kalimantan.

“Gayamu Nies, buzzermu sampai sekarang melarang saya kritik kamu cuma karena saya orang Kalimantan,” kata Chusnul Chotimah pada Jumat, 28 Januari 2022.

Dilansir dari berita Kompas yang dibagikan Chusnul, Anies Baswedan mengatakan jangan pernah mematikan kritik yang muncul dari setiap kebijakan publik karena ada proses pembelajaran yang bisa dimaknai masyarakat.

“Jangan pernah mematikan kritik. Kalau kita matikan kritik maka mematikan proses pembelajaran,” katanya dalam talkshow soal tata kelola pemerintahan di Balai Kota Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 27 Januari 2022.

Dalam bincang-bincang yang juga disiarkan melalui akun YouTube Pemprov DKI Jakarta itu, Anies mengatakan bahwa setiap kebijakan publik akan melahirkan perdebatan yang di dalamnya ada juga proses edukasi.

Hal itulah yang membuat publik dapat menilai dan sekaligus belajar dari proses membuat kebijakan publik.

“Justru dari situ publik bisa mengetahui (kritik) mana yang berbobot, mana yang tidak perlu diambil pikiran, gagasannya,” katanya.

Demikian pula dalam penyelesaian masalah di Jakarta, katanya, ada banyak yang bisa dijadikan rujukan di Indonesia.

Namun, Anies Baswedan menyayangkan kecenderungan yang dijadikan rujukan kritik selama ini adalah yang menggunakan ketenaran.

“Kita kecenderungannya menggunakan yang tenar bukan menggunakan yang baik, tidak selamanya yang tenar itu bisa jadi rujukan, yang justru kita ambil adalah yang praktik baik, yang belum tentu tenar,” ucapnya.

Anies Baswedan tidak membeberkan maksud dari kecenderungan kritik yang menggunakan ketenaran tersebut.

Namun, selama ini, sejumlah kritik dilontarkan dalam kebijakan yang dikeluarkan Anies Baswedan, mulai dari penanganan banjir, proyek sumur resapan, hingga Formula E.

Beberapa waktu lalu, kritik dilontarkan oleh Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha yang menyinggung soal Formula E.

Giring Ganesha mengkritik bahwa belum ada kemajuan signifikan soal pembangunan lintasan sirkuit Formula E, padahal waktunya pelaksanaannya tinggal lima bulan lagi. [terkini]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: