logo
×

Senin, 24 Januari 2022

Sisi Lain Hubungan SBY-Megawati

Sisi Lain Hubungan SBY-Megawati

DEMOKRASI.CO.ID - Kebersamaan Megawati Soekarnoputri dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memang jarang terlihat. Bahkan mereka sempat dikabarkan memiliki hubungan yang kurang baik.

Namun ternyata ada sisi lain dari Megawati terhadap SBY. Megawati meminta kadernya untuk tidak interupsi saat sidang tahunan di era presiden SBY. Bahkan Megawati mengancam pemecatan kepada kadernya yang melanggar perintah tersebut.

Hal itu diungkap eks Sekretaris Jenderal PDIP Pramono Anung dalam acara diskusi bertajuk "Sikap Hidup Merawat Pertiwi". Acara ini sekaligus perayaan hari jadi Megawati ke-75.

Sejumlah tokoh menyampaikan kesan terhadap Megawati, salah satunya Pramono Anung. Dia mengatakan Megawati merupakan sosok yang tegas kepada kadernya.

Sekretaris Kabinet ini lantas mengambil contoh ketegasan Megawati yang melarang kadernya di parlemen interupsi dalam sidang tahunan SBY di gedung DPR. Pramono mengatakan Megawati melarang rencana itu.

"Jadi seperti yang saya sampaikan di dalam maupun di luar kekuasaan Bu Mega selalu mengajarkan konstitusi. Bahkan pernah kejadian di tahun 2005 atau 2006 waktu itu teman-teman akan melakukan interupsi pada sidang 17 Agustus pada waktu Presiden menyampaikan nota keuangan," kata Pramono, Minggu (24/1/2022).

Megawati kata Pramono sangat marah dengan adanya rencana itu. Megawati lantas mengeluarkan ancaman akan pecat kader yang akan tetap interupsi.

"Ibu marah sekali dan memberikan perintah pada waktu itu, saya masih Sekjen, siapapun yang melakukan interupsi kepada Presiden waktu itu Pak SBY saya akan pecat saat itu juga," katanya.

Pramono mengatakan alasan Megawati melarang interupsi karena untuk menjaga marwah konstitusi. Megawati menilai boleh saja sikapnya di parlemen berbeda pandangan, namun tetap dia menuntut kader untuk mematuhi konstitusi.

"Kenapa itu dilakukan karena beliau menjaga marwah konstitusi. Kita boleh berbeda pendapat kita boleh berseberangan tapi kita patuh taat tunduk pada konstitusi, itu menjadi hal yang selalu diajarkan Bu Mega," ujarnya.

"Termasuk saat ini, selain memberikan dukungan penuh kepada pemerintah tentunya dalam hal-hal tertentu kalau ada yang dianggap kebijakan tidak bener kita juga harus bisa memberikan kritik dan memberikan alternatif untuk itu secara konstitusi," lanjut Megawati.

Pramono mengatakan sikap tegas itu juga dirasakan sekjen lainnya Tjahjo Kumolo hingga Hasto Kristiyanto. Kesan Pramono terhadap Megawati yakni gaya politik yang tenang dan berjangka panjang.

"Saya yakin Pak Tjahjo dan Mas Hasto diajarkan hal yang sama. Politik Ibu itu politik tenang, jangka panjang. Tidak grudak-gruduk tidak gopoh-gopoh, jadi apapun yang sudah diputuskan ya akan dijalankan, bagi kita yang menjadi Sekjen pembantu beliau itu gampang untuk bisa menangkap apa yang menjadi keinginan Ibu," ujarnya. [detik]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: