DEMOKRASI.CO.ID - Pendakwah Haikal Hassan menyampaikan pendapatnya soal penangkapan beberapa ulama akhir-akhir ini. Menurutnya, sebab dari tertangkapnya para ulama itu adalah ulah para penghianat.
Pernyataan Haikal Hassan itu disampaikan dalam khutbah Jum’at pada bulan Februari ini, kemudian ia unggah khutbah tersebut melalui channel youtubenya. Menurut Haikal Hassan, ada penghianat di balik penangkapan beberapa ulama.
Mulanya, Haikal Hassan menyampaikan sejarah dalam khutbahnya, menurutnya penangkapan tokoh Indonesia di zaman penjajahan Belanda itu disebabkan oleh ulah penghianat. Kemudian, dirinya menghubungkan hal tersebut dengan realita saat ini soal penangkapan beberapa ulama di Indonesia.
“Hanya demi perut dan status yang seragam, mereka (penghianat) rela menjadi kaki tangan penjajah Belanda,” ujar Haikal Hassan dalam video yang diunggah channel youtube Haikal Hassan Official, pada Rabu, 23 Februari 2022, dengan judul ‘Khutbah Babe Haikal Tentang Penghianat Februari 2022’.
“Kemudian menghianati perjuangan!,” ujar Haikal Hassan melanjutkan.
Selanjutnya, Haikal Hassan menceritakan sejarah Jenderal Soedirman yang dihianati oleh perajuritnya.
“Begitu juga yang terjadi dengan Panglima besar Jenderal Soedirman saudara,” ujar Haikal Hassan menjelaskan.
“Akibat penghianatan anak buahnya, persembunyian beliau dalam perang geriliya diketahui belanda,” ujar Haikal Hassan melanjutkan.
“Siapa yang menemukan? Belanda? bukan!, tidak lain tidak bukan adalah penghianat!, walaupun akhirnya Jenderal Soedirman lolos, tapi persembunyiannya hampir saja ditemukan (Belanda),” ujar Haikal Hassan melanjutkan.
Kemudian, dirinya menghubungkan cerita sejarah itu dengan kenyataan saat ini. Menurutnya, penangkapan beberapa ulama saat ini disebabkan pula oleh ulah para penghianat.
“Begitu juga hari ini, pantas sekali Syaikh Abdullah Azam berpesan, ‘sediakan padaku 10 peluru, 1 untuk musuhmu dan 9 untuk penghianat’,” ujar Haikal Hassan menjelaskan.
“Para ulama pun tertangkap, tidak lain tidak bukan, karena ulah penghianat!,” ujar Haikal Hassan menandaskan. [terkini]
