DEMOKRASI.CO.ID - Usai ajak masyarakat berdoa agar Presiden Joko Widodo lengser, Helmi Felis mengaku diminta untuk berdoa pada hal yang baik-baik, bukan keburukan. Namun menurut Helmi, apakah berdoa agar terlepas dari pemimpin yang zalim adalah tidak baik?
Diketahui sebelumnya, Helmi mengajak publik untuk mendoakan Jokowi lengser dari jabatannya sebagai presiden.
“Bagaimana kalo besok malam (malam Jum’at) kita semua shalat Magrib di Masjid dan berdoa agar @jokowi lengser? Agar negeri ini kembali tenang, dan rakyat tidak antri minyak goreng lagi apalagi kelaparan,” ujar Helmi melalui akun Twitternya @Helmi_Felis pada Rabu 23 Februari 2022.
Helmi mempersilahkan kepada publik untuk berdoa di tempat masing-masing. Harapannya, Jokowi betul-betul bisa lengser secepatnya.
“Silahkan lakukan di tempat masing-masing. Kita ramaikan Masjid besok,” sambung Helmi.
Namun baru ini, Helmi mengaku diminta agar berdoa itu pada sesuatu yang baik. Helmi kemudian kembali bertanya, bagaimana konsep berdoa untuk yang baik-baik?
“Ada yang bilang gini: ‘Berdoa itu yang baik-baik.’ Saya tanya; ‘Apa makna doa yang baik-baik?’ Diam seribu bahasa,” ujar Helmi melalui akun Twitternya @Helmi_Felis, Rabu 23 Februari 2022.
Menurut Helmi, doa yang ia panjatkan agar Jokowi bisa segera lengser dari jabatannya sebagai presiden adalah hal yang baik. Apalagi, Jokowi selama ini terbukti membuat rakyat menderita, salah satunya adalah tidak mampu menanggulangi kelangkaan minyak goreng.
“Apakah berdo’a agar kita terbebas dari pemimpin zalim itu tidak baik? Apakah berdo’a agar pemimpin zalim tidak lagi berkuasa itu bukan do’a yang baik?” ujar Helmi.
Ia menegaskan, doa agar Jokowi bisa lengser adalah doa yang bukan hanya sekedar baik, bahkan akan memberi kebaikan kepada seluruh penduduk negeri.
“Bukan sekedar baik, itu doa yang memberi kebaikan kepada seluruh penduduk negri…” tuturnya. [terkini]