logo
×

Jumat, 25 Maret 2022

Sebut Reshuffle Kabinet Itu Mubazir, MS Kaban Sebut Biang Permasalahannya Ada pada Presiden

Sebut Reshuffle Kabinet Itu Mubazir, MS Kaban Sebut Biang Permasalahannya Ada pada Presiden

DEMOKRASI.CO.ID - Politisi Partai Ummat, MS Kaban menanggapi soal isu reshuffle kabinet Joko Widodo (Jokowi) – Ma’ruf Amin yang kembali berhembus.

MS Kaban menilai bahwa reshuffle kabinet hanya akan sia-sia sebab permasalahannya terletak pada presiden.

“Hari gini masih berfikir resafel kabinet, sungguh mubadzir. Sumber pokok permasalahan ada pada Presidennya,” kata MS Kaban melalui akun Twitter pribadinya pada Jumat, 25 Maret 2022.

Oleh sebab itu, mantan Menteri Kehutanan ini menyarankan bahwa lebih baik dilakukan pemakzulan atau impeach terhadap Presiden Jokowi.

“Kenapa bukan itu yg diresufel?Emang bisa? Ya bisalah. Piye? Impeach! Nnekk wani ora?” katanya.

Dilansir dari Tempo, Presiden Jokowi sempat menyinggung soal reshuffle kabinet di depan para menteri-menterinya saat bicara tentang maraknya produk impor dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. 

Ia mengatakan dirinya bisa saja mencopot menteri yang memang tidak bisa menggenjot belanja produk dalam negeri.

Awalnya, Jokowi meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk mencopot Direktur Utama BUMN yang tidak berkomitmen pada belanja produk lokal. 

Pencopotan, katanya, juga bisa menyasar ke kementerian dan menjadi urusannya sebagai presiden.

“Reshuffle, udah, heeh saya itu, kayak gini gak bisa jalan,” kata Jokowi di depan para menteri dan kepala daerah dalam acara Pengarahan tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat, 25 Maret 2022.

Sebelum menyinggung reshuffle kabinet, Jokowi pun sempat menyampaikan kekesalannya ke sejumlah instansi pemerintahaan yang melakukan pengadaan barang dan jasa dari produk impor. 

Salah satunya, Jokowi menyentil Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin soal tempat tidur di rumah sakit.

Jokowi mengingatkan Budi bahwa tempat tidur untuk rumah sakit sudah diproduksi di Yogyakarta, Bekasi, dan Tangerang. Tapi, dalam praktiknya masih saja diimpor.

PresidenJokowi pun memberikan ancaman soal produk impor ini apabila masih diteruskan.

“Mau kita terus-teruskan? Silakan. Nanti mau saya umumkan kok, saya kalau udah jengkel, saya umumin. Ini rumah sakit daerah masih impor, Kementerian Kesehatan impor,” katanya.

Selain Budi, Jokowi juga menyebut Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo karena impor alat dan mesin pertanian atau alsintan seperti traktor.

Jokowi mengatakan bahwa alat semacam ini bukanlah high techonology, tapi masih saja diimpor. 

Ia memgaku melihat produk impor ini saat dirinya berkunjung ke Atambua, Nusa Tenggara Timur, kemarin.

“Jengkel saya,” katanya.

Presiden Jokowi mengingatkan Syahrul bahwa praktik impor semacam ini tak bisa diteruskan lagi.

Jokowi lanjut menyinggung beberapa kementerian dengan anggaran pengadaan barang dan jasa terbesar.

Kementerian itu antara lain, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebesar Rp92 triliun, Kementerian Pertahanan sebesar Rp68 triliun, Polri Rp56 triliun, dan Kementerian Kesehatan Rp36 triliun. 

“Ini yang gede-gede yang saya sebut, yang gede-gede aja,” katanya.

Salah satu kementerian yang juga pos belanja terbesar yaitu Kementerian Pendidikan yang dipimpin oleh Nadiem Makarim, yang angkanya mencapai Rp 29 triliun.

Akan tetapi sampai hari ini, Jokowi menyebut baru Rp2 triliun pengadaan yang dilakukan terhadap produk dalam negeri. 

“Ini kelihatannya ada yang nggak semangat di dalam kementerian,” ujarnya.

Presidrn Jokowi heran pengadaan kursi sampai laptop di sekolahan masih mau diimpor. 

Padahal, katanya, industri lokal sudah bisa membuat semua barang tersebut.

“Sudahlah jangan diterus-terusin,” tegasnya. [terkini]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: