
DEMOKRASI.CO.ID - Pengamat Politik Rocky Gerung belum lama ini menilai Presiden Jokowi melarang para menteri Kabinet Indonesia Maju berbicara isu penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan sebagai akal-akalan saja.
Hal tersebut disampaikan Rocky Gerung melalui kanal youtobe miliknya.
Menurut Rocky Gerung, hal tersebut diucapkan Jokowi agar masyarakat menganggapnya lebih mementingkan suara rakyat.
“Presiden Jokowi memang mengucapkan itu. Tetapi soal yang diucapkan di sidang kabinet itu konsumsi diplomasi politik. Seolah presiden mendengarkan suara rakyat. Kalau dia dengar dia akan hentikan itu ketika asisten khususnya dan 34 orang sekitarnya untuk mengorganisir kampanye kumpulan tekad,” katanya.
Lanjut “Kita tahu semua bahwa ini adalah akal-akalan saja seolah presiden mengemudi di depan rakyat, saya tidak ingin ditampar, padahal semua orang malah ingin menampar dia justru karena tidak konsisten,” kata Rocky.
Selain dari itu Jokowi, lanjut Rocky Gerung, memilki mempunyai tujuan tertentu dengan adanya pernyataan tersebut. Dikutip dari Wartaekonomi. Kamis, 7 April 2022.
“Jokowi memang bersepakat tentu diam-diam ucapin hal itu untuk mengutus asisten-asisten operasional ke daerah bikin kebulatan tekad. Jadi itu intinya,” tuturnya.
“Jokowi tentu bilang wah kan saya udah pernah ucapkan supaya hentikan itu. Iya hentikan ucapannya, tetapi aktivitasnya tetap jalan,” imbuh Rocky.
Dia menegaskan ini adalah taktik Jokowi agar bisa menikmati kepuasaan ibukota baru. Karena itu, aksi kebulatan tekad akan terus dilakukan.
“Kita akan melihat terus kebulatan tekad gak mungkin dihentikan. Karena sudah menjadi semacam tujuan utama Presiden Jokowi adalah menikmati kepuasan, agar bisa menikmati ibukota baru,” pungkasnya.
“Ini adalah satu paket. Jadi kalau ucapan seolah-olah marahi menteri supaya stop, maunya headline begitu, tetapi isi beritanya yang ditugaskan tetap berlangsung,” urainya.
Rocky juga menyebut Jokowi sudah menyewa beberapa tokoh intelektual dan menyogok beberapa para ahli hukum untuk mewujudkan tujuannya itu.
“Tokoh-tokoh intelektual sudah pada disewa, mulai membuat opini tentang masuk akalnya tiga periode, pakar-pakar HTN juga disogok, mungkin akan disogok dengan mobil listrik karena itu garasi mereka sudah dibikin lebih lebar. Karena memerlukan opini hukum untuk mewujudkan ide tiga periode, itu intinya,” paparnya.
“Artinya Jokowi belum lempar handuk? “Memang Jokowi sudah sadar, tapi boong. Kan kira-kira begitu ya,” ucap Rocky.
“Rocky bahkan menyebut Jokowi pelit kepada rakyat. Kenapa pelit? Karena Jokowi harus membayar utang negara dan tidak mau melepaskan proyek-proyek strategis nasional.
“Pemerintah itu bohong sebetulnya. Kalau memang krisis, ya bilang aja krisis. Tapi kalau krisis ya hentikan juga proyek strtategis. Artinya uang APBN itu tetap dipakai buat ibu kota. Bukan buat ibu-ibi,” tuturnya. [terkini]