logo
×

Kamis, 16 Juni 2022

Jokowi Sengaja Jerumuskan Zulhas Lewat Hadiah Kursi Mendag?

Jokowi Sengaja Jerumuskan Zulhas Lewat Hadiah Kursi Mendag?

DEMOKRASI.CO.ID - Hampir setahun, atau tepatnya 10 bulan setelah menyatakan diri bergabung dengan koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo, akhirnya PAN mendapat jatah kursi menteri usai menyatakan bergabung dengan koalisi pemeirntahan pada Agustus 2021 lalu.

Zulkifli Hasan, sebagai Ketum PAN didapuk sebagai penerima hadiah satu kursi menteri dari Jokowi dalam acara pelantikan menteri dan wakil menteri baru Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu kemarin (15/6).

Namun sayangnya, Ketum PAN yang kerap disapa Zulhas ini mendapat pos yang terbilang tidak mudah, yakni Menteri Perdagangan (Mendag).

Zulhas menggantikan Muhammad Lutfi dari kalangan profesional yang juga pernah menjabat sebagai Mendag di era pemerintahan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan pernah diangkat Jokowi menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.

Lutfi diganti posisinya oleh Zulhas di saat publik berteriak soal masalah harga minyak goreng yang tak kunjung stabil, alias berada di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 yang pernah ditetapkan Kementerian Perdagangan sebelum aturannya diubah.

Alhasil, kompetensi Zulhas dipertanyakan dalam menyelesaikan persoalan migor ini, apalagi mengingat temuan-temuan oleh penegak hukum memperlihatkan adanya dugaan mafia migor yang bermain.

Dalam diskusi Tanya Jawab Cak Ulung yang diselenggarakan secara hybrid oleh Kantor Berita Politik RMOL, dianalisis tentang pemberian kursi Mendag kepada Zulhas kaitannya dengan penyelesaian persoalan migor yang belum selesai hingga kini.

Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam sebagai nara sumber uutama menerangkan, dari segi kompetensi perdagangan Zulhas belum terlihat, mengingat rekam jejaknya sejauh ini masih bersifat nasional yakni sebatas pernah menjadi Menteri Kehutanan era pemerintahan SBY dan Ketua MPR RI.

"Bisa jadi Zulhas akan tidak lebih baik dari mendag sebelumnya, karena persoalan migor bukan hanya tataran regional saja, tapi juga global," ujar Saiful Anam dibilangan Meteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/6).

Dari situ, dosen Universitas Nasional (Unas) ini melihat pekerjaan Zulhas tidak mudah. Sehingga ia mempertanyakan maksud Jokowi memberikan kursi mendag kepada besan pendiri PAN Amien Rais ini.

"Saya kira tidak mudah mengembalikan harga migor yang jauh dari normal atau bahkan mahal," tutur Saiful Anam.

"Posisi Zulhas sengaja diberikan yang strategis tapi juga sangat sulit. Karena bukan tidak mungkin Zulhas terjerumus dari jabatan yang diberikan Jokowi," sambungnya.

Jika dibanding komptensi Lutfi, lanjut Saiful Anam, tentu tidak sebanding dengan Zulhas.

"Kita tahu Lutfi jaringan internasionalnya tidak diragukan lagi, tapi justru yang bersangkutan tergelincir di posisi jabatan mendag yang dipercayakan," ucapnya.

Maka dari itu, Saiful Anam melihat Zulhas dalam posisi yang tidak begitu berbahagia mendapat jatah kursi menteri setelah menunggu lama setelah bergabung di koalisi pemeirntahan Jokowi, mengingat pekerjaannya tidak begitu mudah.

"Bisa jadi ini menjadi boomerang bagi Zulhas apabila tidak lebih baik dari mendag sebelumnya," demikian Saiful Anam. [rmol]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: