logo
×

Minggu, 14 Agustus 2022

Arahan Wamenag ke ASN Jelang Tahun Politik: Jaga Kerukunan Umat

Arahan Wamenag ke ASN Jelang Tahun Politik: Jaga Kerukunan Umat

DEMOKRASI.CO.ID - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi memberikan sejumlah arahan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama jelang tahun politik. Zainut meminta jajarannya menjaga kerukunan umat beragama agar tak terbelah gara-gara berbeda pilihan dan pandangan politik.

"Saya tegaskan, menjelang tahun politik, jangan sampai gara-gara berbeda pandangan, berbeda pilihan politik, suami-istri bertengkar, tetangga tidak berteguran, antarsaudara tidak rukun. Kita sebagai penghulu, penyuluh agama, guru, kita musti menjaga kerukunan dan perdamaian antarumat beragama, dan antarkelompok masyarakat" kata Zainut saat pengarahan dan pembinaan ASN Kementerian Agama di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, seperti dalam keterangan yang diterima detikcom, Minggu (14/8/2022).

"Kenapa ini penting? Karena kita hidup pada masyarakat yang majemuk atau berbeda-beda. Beda adat istiadatnya, bahasanya, sukunya, agamanya dan beda pilihan politiknya. Di dalam masyarakat yang majemuk ini kita harus memberikan pemahaman yang moderat, baik moderat dalam berpolitik maupun beragama," imbuhnya.

Zainut mengatakan bahwa Kemenag memiliki program prioritas salah satunya moderasi beragama. Dia mengatakan moderasi yang dimaksud bukan memoderatkan agama, karena nilai-nilai agama suda sudah moderat, yang perlu dimoderatkan adalah perilaku dan cara umat dalam menjalankan agamanya, supaya tidak ekstrem.

"Indonesia ini merupakan negara damai atau darussalam dan juga negara yang cinta damai. Meskipun kita berasal dari agama, golongan, atau kelompok yang berbeda, tetapi kehidupan masyarakat kita tetap harmonis, penuh toleransi dan saling menghormati. Sikap toleransi itu harus terpelihara agar kita tidak mudah dipecah belah dan diadu domba. Hal ini penting saya tekankan di saat kita menghadapi tahun politik yang penuh dinamika. Kita tidak boleh menganggap hanya kelompok kita lah yang paling benar, sementara kelompok lain itu salah," ujarnya.

Zainut kemudian mengambil contoh agama Islam. Dia menyebut di dalam internal Islam saja memiliki banyak perbedaan.

"Di dalam internal umat Islam saja kita punya banyak perbedaan, baik perbedaan mazhab-nya, organisasinya, bahkan pilihan politiknya. Perbedaan-perbedaan itu diperbolehkan selama tidak menyinggung permasalahan pokok atau ushul agama. Ada yang pake qunut ada yang enggak, ada yang memelihara jenggot ada yang enggak, ada yang bercelana cingkrang ada yang enggak, perbedaan-perbedaan furuiyah itu diperbolehkan," jelasnya.

"Hal ini dicontohkan oleh para ulama terdahulu. Imam Syafii itu berbeda pandangan dalam banyak hal dengan gurunya, Imam Malik. Imam Syafii mengajarkan qunut saat subuh sementara Imam Malik tidak. Tapi ketika Imam Syafii datang ke kotanya Imam Malik, beliau tidak pakai qunut karena beliau menghormati gurunya," ungkap Zainut.

Lebih lanjut, Zainut mengatakan yang patut dipersoalkan adalah yang menyebut ada nabi setelah Nabi Muhammad. Menurutnya, itu bukanlan perbedaan, akan tetapi penyimpangan.

"Kecuali jika sudah menyinggung permasalahan ushul, seperti ada nabi setelah Nabi Muhammad, baru kita persoalkan, kerana itu bukan lagi perbedaan, melainkan penyimpangan," lanjutnya.

Dalam acara pembinaan ASN ini hadir Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Sidoarjo Moh Arwani dan jajarannya, Kepala MTsN 1 Sidoarjo Achmad Saifulah, para Kepala KUA, Kepala Madrasah, penghulu, penyuluh, guru serta ASN di lingkungan Kementerian Agama Sidoarjo.[rmol]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: