logo
×

Rabu, 24 Agustus 2022

Benny Mamoto Respons Sentilan Arteria Dahlan: Semua Kena Prank

Benny Mamoto Respons Sentilan Arteria Dahlan: Semua Kena Prank

DEMOKRASI.CO.ID - Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto merespons sentilan 'omong kencang tapi salah' yang dilontarkan Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan soal kasus pembunuhan Brigadir J oleh Ferdy Sambo.

Benny menjawab kritik bernada sindiran tersebut dengan mengatakan semua pihak terkecoh alias terkena 'prank' dari pernyataan awal mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Ia juga mengaku belajar banyak dari kasus kematian Brigadir J, salah satunya dengan lebih berhati-hati dalam memberi pernyataan.

"Semua kena prank. Tentunya kami jadi ekstra hati-hati, belajar dari kasus ini jadi kita ekstra hati-hati untuk memberikan statement ke publik," kata Benny Mamoto saat ditemui di acara HUT Komisi Yudisial ke-17 di Auditorium KY, Jakarta, Rabu (24/8).

"Yang kena prank kan semua pihak. Ke depan tentunya kalau ada hasil klarifikasi kasus kami enggak akan serta-merta langsung ke publik. Kita check and recheck sampai pasti, baru (umumkan)," lanjut Benny.

Kritik terhadap Benny Mamoto dilontarkan Arteria dalam Rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III DPR yang melibatkan Komnas HAM, Kompolnas dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Senin lalu.

Saat itu, Arteria bertanya kepada Mahfud MD soal struktur Kompolnas. Arteria bertanya soal sosok yang menjabat Wakil Ketua dan Ketua Harian Kompolnas.

Mahfud lantas menjawab pertanyaan itu dengan menyebut Tito Karnavian dan Yasonna Laoly sebagai Wakil Ketua Kompolnas.

Ia juga menyebut Benny Mamoto sebagai Ketua Harian Kompolnas. Pada momen tersebut, Arteria sontak menyindir Benny Mamoto.

"Ada yang namanya disebut-sebut tadi masih diam, kecuali Pak Benny Mamoto, ngomongnya kencang tapi salah," kata Arteria.

Arteria tak merinci pernyataan Benny mana yang salah. Namun beberapa waktu sebelumnya, Benny sempat jadi bulan-bulanan publik karena menyampaikan kronologi penembakan Brigadir J versi polisi pada awal kasus mencuat.

Benny menuturkan kronologi versi Polres Jakarta Selatan yang menyebut Brigadir J baku tembak setelah melakukan pelecehan terhadap istri Sambo, Putri Candrawathi.

Belakangan, kronologi yang diceritakan Benny itu terbantahkan. Mabes Polri memastikan tidak ada pelecehan seksual di kasus Brigadir J.[cnn] 

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: