logo
×

Minggu, 28 Agustus 2022

Ini Alasan Mahyudin Bergabung dengan Perindo

Ini Alasan Mahyudin Bergabung dengan Perindo

DEMOKRASI.CO.ID - Mantan politikus Partai Golkar Mahyudin kini memilih bergabung dengan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

Dia dilantik oleh Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) sebagai Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Perindo di Jakarta, Sabtu (27/8).

HT melantik Mahyudin karena meyakini sudah memahami garis perjuangan Partai Perindo, mewujudkan Indonesia Sejahtera.

"Pak Mahyudin juga sudah menjelaskan, bahwa tanpa persatuan dan kesatuan yang kukuh tidak mungkin cita-cita kemerdekaan bisa diwujudkan."

"Tidak ada cara lain, kesejahteraan itu harus diwujudkan terlebih dahulu."

"(Mahyudin) sangat paham orientasi perjuangan dari Partai Perindo," ujar HT.

HT optimistis bergabungnya Mahyudin akan memberikan energi positif bagi Partai Perindo.

Pengalaman yang dimiliki diharapkan mampu memberikan optimisme bagi seluruh kader Partai Perindo.

Mahyudin dinilai banyak berkiprah sebagai politikus yang berhasil memaksimalkan potensi daerah hingga merambah level nasional.

Pengalamannya pun terbilang komplet, baik sebagai eksekutif saat memimpin pemerintahan di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur maupun sebagai wakil rakyat legislator dan juga senator di Senayan.

"Saya sangat yakin ini membawa angin yang sangat segar kepada Partai Perindo, perjuangan Partai Perindo dan tentunya kepada seluruh kader yang menimbulkan optimistis yang sangat luar biasa," katanya.

Sementara itu, Mahyudin menyatakan telah menjadi bagian dari keluarga besar Partai Perindo.

Menurutnya menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Perindo adalah sebuah kehormatan.

Mahyudin juga menyebut Partai Perindo adalah partai yang sangat istimewa.

Partai Perindo memiliki karakter inklusif, yang terbuka bagi setiap kalangan, semua golongan dan agama.

"Saya sejalan dengan cara berpikirnya Pak Hary Tanoe membangun Partai Persatuan Indonesia," katanya.

Mahyudin lahir di Tabalong, Kalimantan Selatan, 8 Juni 1970. (gir/jpnn)

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: