logo
×

Kamis, 11 Agustus 2022

Top 3 Capres: Prabowo, Ganjar dan Anies, Siapa Jago?

Top 3 Capres: Prabowo, Ganjar dan Anies, Siapa Jago?

DEMOKRASI.CO.ID - Skema koalisi pilpres terus mencari bentuk. Simulasi sudah ada, namun belum ada garansi berlanjut.

Sebelumnya, koalisi Gerindra-PKB menunjukkan kekompakan saat mendaftar sebagai peserta pemilu di Kantor KPU RI, awal pekan ini. Terbaru, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) juga melakukannya.

Bedanya, di koalisi Gerindra-PKB ada figur kuat Prabowo Subianto. Sementara di KIB yang di dalamnya ada Golkar, PPP, dan PAN, nyaris belum ada figur yang memiliki elektabilitas sekuat Prabowo. Yang bisa mereka jual, masing-masing hanya ketua partai.

Airlangga dari Golkar, Zulkifli Hasan dari PAN, dan Suharso Monoarfa dari PPP. Kendalanya, di antara ketiga nama ini, populerkah untuk jadi capres?

Ancang-ancang koalisi lainnya adalah Nasdem-Demokrat. Ada figur Anies-AHY yang bisa jadi opsi capres-cawapres. Hanya saja, ini masih sangat cair.

Terakhir, PDIP yang bisa mengusung capres tanpa koalisi. Sejauh ini, partai berlambang banteng moncong putih itu belum memilih figur. Ada dua nama yang mencuat: Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.

Analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas) A Lukman Irwan menjelaskan konfigurasi partai yang punya kursi di DPR dan afiliasi politik yang selama ini sudah mulai terbentuk, bisa diprediksi maksimal ada tiga pasangan calon yang berkontestasi.

"Artinya, sudah mulai ada petak-petak koalisi walaupun masih cair di antara partai politik yang mulai saling menjajaki figur-figur yang akan diusung," jelas dosen Unhas ini, Rabu (10/8/2022).

Secara umum ini akan menjadi pertarungan yang sengit karena masing-masing figur yang top tiga, yakni Ganjar, Anies, dan Prabowo punya elektabilitas yang kuat.

"Tinggal bagaimana memilih paket wakil dan mesin partai yang betul-betul akan bekerja secara full untuk menyokong di dalam proses kontestasi," tutur Sekretaris Departemen Ilmu Pemerintahan, FISIP Unhas, ini.

Sisa mencari konfigurasi peta koalisi membangun secara geografis konteks keindonesiaan barat dan timur. Jadi tugas figur sekarang bagaimana mendekati suara-suara di kawasan tengah dan timur Indonesia.

"Ini akan menjadi perebutan suara di antara para kontestan ini untuk mendapatkan dukungan elektabilitas dari kawasan tengah dan timur," lanjut Lukman.

Ganjar diuntungkan dengan kelompok-kelompok menengah ke bawah yang ada di Jawa. Ini bisa menjadi kekuatan elektabilitas.

"Yang kemudian bisa menyolidkan beberapa kantong suara Jawa Tengah dan Jawa Timur," menurut Lukman.

Kemudian Prabowo ketika betul-betul akan berkoalisi dengan PKB (Cak Imin), ini bisa menjadi kekuatan juga. Cak Imin mewakili kelompok Nahdliyin jika solid yang memiliki jumlah besar.

Untuk Anies-AHY, mewujudkannya adalah sebuah tantangan. Dari sisi elektabilitas, AHY masih perlu bekerja keras untuk meraup kantung-kantung suara besar di Indonesia.

Apalagi, di tengah belitan masalah Demokrat yang masih berproses di ranah hukum.

"Ini cenderung bisa berpotensi ada permainan elite untuk mengganggu soliditas Partai Demokrat. Berpotensi kemudian bisa mendisharmonisasi Partai Demokrat," ucapnya. (FAJAR)

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: