logo
×

Minggu, 22 Januari 2023

Cak Nun Malah Dibilang Lebay, Novel Bamukmin Perjelas Soal Firaun: Gak Pantes Dibandingin Sama Jokowi, Firaun Bukan Jongos

Cak Nun Malah Dibilang Lebay, Novel Bamukmin Perjelas Soal Firaun: Gak Pantes Dibandingin Sama Jokowi, Firaun Bukan Jongos

DEMOKRASI.CO.ID - Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun belakangan menjadi perbincangan karena menyebut Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bak Firaun hingga membuat pendukung orang nomor satu itu marah.

Menurut, Wasekjen Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Novel Bamukmin, terlalu berlebihan jika pernyataan Cak Nun berujung dipolisikan.

"Lebay pendukung Jokowi marah," kata Novel dilansir dari wartaekonomi pada Sabtu (21/1/2023).

Novel kemudian mengingatkan apa yang menimpa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang pernah jadi korban penghinaan saat menjabat sebagai presiden. SBY pada saat itu didemo dan disamakan dengan hewan kerbau.

"Coba bandingkan dengan Presiden SBY ketika saat menjabat sangat dihina dengan kerbau dengan tulisan 'Sibuya' di tubuh kerbau. Mereka yang menghina aman saja karena SBY paham itu adalah bagian dari reaksi masyarakat yang harus ditanggapi dengan bijak," tambahnya.

Ia juga balas mengkritik Cak Nun yang dinilainya gagal paham menyamakan Firaun dengan Jokowi, karena Firaun adalah penguasa yang berwibawa, cerdas dan telah memakmurkan rakyatnya, berbanding dengan Jokowi yang banyak utang serta rakyat dibikin sengsara.

"Apa yang disampaikan Cak Nun itu lebay dan gagal paham. Justru itu tidak pantas nama Jokowi dibandingkan Firaun, karena Firaun itu cerdas, gagah, berhasil memakmurkan rakyatnya, jauh dari utang, bukan tukang ngibul, bukan jongos bangsa mana pun dan berwibawa jauh berbanding kebalik kenyataannya dengan Jokowi," tegasnya.

Yang menjadi masalah karena Firaun mengaku sebagai Tuhan, tapi itu tak bisa disejajarkan dengan kepemimpinan Firaun, jauh persamaannya.

"Masalahnya si Firaun itu ngaku Tuhan, sementara para pendukung Jokowi terlalu berlebihan bisa-bisa menuhankan penguasa karena mendukung Jokowi membabi buta," pungkasnya.

Ia menilai penguasa dikritik itu hal yang wajar dan itu juga dilindungi oleh konstitusi.

"Sah-sah saja kalau ada yang mengkritik bahkan bully-an sekalipun," tegasnya.[populis]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: