logo
×

Rabu, 11 Januari 2023

Geger Kabar Dugaan Korupsi Korupsi Triliunan Rupiah Era Anies, Orang PDIP Ngegas: Harus Ditindak!

Geger Kabar Dugaan Korupsi Korupsi Triliunan Rupiah Era Anies, Orang PDIP Ngegas: Harus Ditindak!

DEMOKRASI.CO.ID - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak menanggapi ramainya perbincangan publik mengenai kasus dugaan korupsi program bantuan sosial (bansos) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tahun 2020 saat di bawah kepemimpinan Anies Baswedan.

Gilbert menegaskan bahwa dugaan kasus korupsi Bansos DKI yang melibatkan Perumda Pasar Jaya itu harus segera diklarifikasi dan ditelusuri lebih jauh kepastiannya. Apalagi anggarannya cukup fantastis, yaitu mencapai Rp2,85 triliun.

"Harus diklarifikasi kalau dianggap tidak benar, dan ditindaklanjuti," kata Gilbert saat dikonfirmasi Populis.id, Rabu (11/1/2023).

Gilbert yang juga anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta itu mengaku tidak mengendus dugaan korupsi bansos DKI ketika tahun 2020. Ia mengatakan baru mengetahui dugaan kasus tersebut ketika kasusnya mulai diberitakan oleh media massa.

"Saya baru tahu ini setelah muncul beritanya," ungkapnya.

Sebelumnya, pegiat media sosial Rudi Valinka membocorkan dugaan korupsi bantuan sosial atau bansos milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 2020 ketika masa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan. Berdasarkan temuan, dugaan korupsi itu mencapai Rp2,85 triliun. 

"Temuan Dugaan Korupsi Program Bansos Pemprov DKI tahun 2020 senilai Rp. 2.85 Triliun. Hasil audit forensik Ernst & Young yang belum dibuka ke publik nih," kata Rudi dikutip dari Twitter pribadinya @kurawa, Selasa (10/1/2023).

Rudi mengatakan bahwa dugaan tersebut berawal dari info seorang pengungkap fakta yang mengabarkan adanya penimbunan beras bansos milik perumda Pasar Jaya tahun anggaran 2020 yang masih tersimpan di Gudang sewaan di Pulogadung.

Pasar Jaya merupakan salah satu perusahaan BUMD yang dipilih Dinas Sosial DKI sebagai rekanan untuk menyalurkan bansos berupa paket sembako. Terkait hal itu, Pasar Jaya mendapat porsi senilai Rp2.85 triliun.

"Tidak ada alasan spesifik mengapa Dinsos DKI memberikan porsi yang sangat besar kepada Pasar Jaya apakah karena status perusahaan yang masih Perum (perusahaan umum) sehingga lebih mudah untuk administrasi cawe-cawenya," tuturnya.

Setelah mendapatkan informasi lokasi Gudang penyimpanan beras bansos milik Perumda Pasar Jaya, Rudi langsung meluncur ke TKP lokasinya di kawasan Industri Pulogadung Jakarta Timur.

"Gue berhasil masuk kedalam Gudang penyimpanan beras bansos untuk melihat kondisi beras milik warga DKI yang menurut info hanya di gudang ini aja sebanyak 1000 ton beras dalam bentuk paketan 5 Kg. Ada tukang yang bekerja ditugasi melakukan mission impossible menyortir beras-beras busuk," tuturnya.

Rudi memastikan bahwa seratus persen kondisi beras bansos milik DKI ini rusak dan membusuk. Bahkan menurutnya beras tersebut sudah tidak layak untuk hewan sekalipun karena terdapat jamur berwarna kuning hingga menghitam. 

"Sesuai dengan mata anggaran Bansos Covid 2020 seharusnya beras-beras ini disalurkan sepenuhnya kepada warga DKI di tahun 2020-2021 yang lalu sampai sekarang kita masih heran mengapa dibiarkan ditumpuk di gudang sewaan seperti ini?Tidak habis pikir dengan kondisi seperti ini," kata Rudi.

Bahkan, Rudi turut membocorkan sejumlah data administrasi  yang menunjukkan bahwa perusahaan mengalami peristiwa unknown shrinkage atau kehilangan yang tidak diketahui yang diduga akibat banyak modus surat jalan yang double dan lainnya.

"Uang Bansos 2020 senilai Rp2.85 Triliun ini direncanakan untuk dibagikan dalam bentuk 15 juta paket sembako dan diberikan dalam 11 tahap selama tahun 2020," pungkasnya.[populis]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: