logo
×

Senin, 30 Januari 2023

PSI Dianggap Tak Konsisten: Dulu Tolak Politik Dinasti, Sekarang Ajak Kaesang Gabung

PSI Dianggap Tak Konsisten: Dulu Tolak Politik Dinasti, Sekarang Ajak Kaesang Gabung

DEMOKRASI.CO.ID - Eks kader Partai Golkar yang kini jadi pendukung Anies Baswedan, Andi Sinulingga menganggap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tak konsisten perihal politik dinasti.

Sebelumnya, PSI menolak keras politik dinasti karena dianggap membunuh demokrasi.

Namun belakangan PSI justru mengajak anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep untuk bergabung ke partai anak muda tersebut.

Hal itulah yang membuat Andi Sinulingga geram terhadap partai besutan Giring Ganesha tersebut. Ia pun mempelesetkan akronim PSI menjadi 'Partai Sontoloyo Indonesia'.

“Partai Sontoloyo Indonesia,” ucap Andi seperti dilansir dari akun Twitter pribadinya, Minggu (29/1/2023).

Sebelumnya PSI seakan menyambut keinginan Kaesang Pangarep untuk terjun ke dunia politik dan membuka pintu untuk putra bungsu Presiden Jokowi itu.

"Politik membutuhkan darah segar, anak muda dengan kreativitas dan imajinas luas. Monggo Mas Kaesang, bergabung dengan PSI. Kita berjuang bersama, memertahankan dan meningkatkan segala kebaikan kebijakan yang telah dimulai," ucap Juru bicara DPP PSI, Cheryl Tanzil dilansir dari akun Twitter PSI.

Sikap PSI soal politik dinasti ini menuai beragam reaksi. Dengan mengajak Kaesang bergabung, PSI dianggap justru bertolak belakang dengan pernyataanya dulu yang menolak politik yang berbasis keluarga itu.

Akan tetapi, Cheryl Tanzil mengklaim bahwa PSI masih menolak politik dinasti. Menurut dia, politik dinasti itu ketika mempertahankan kekuasaan secara turun temurun ataupun seorang bapak yang tengah memegang kekuasaan menunjuk anaknya untuk juga berkuasa di wilayah yang lebih kecil.

“Ini kan beda. Bapaknya terpilih secara demokratis untuk menjadi Presiden. Anaknya lalu kita ajak bersama kita untuk berkompetisi juga secara demokratis. Jangan sampai hanya karena seseorang adalah anak presiden, hak-hak politiknya untuk ikut berpartisipasi dalam demokrasi malah dikebiri,” pungkasnya.[populis]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: