logo
×

Minggu, 08 Januari 2023

Usai Dikritik Soal Masjid Al Jabbar, Kini Ridwan Kamil Dikiritik Terkait Transportasi, Lalu, Seberapa Buruk Transportasi di Bandung?

Usai Dikritik Soal Masjid Al Jabbar, Kini Ridwan Kamil Dikiritik Terkait Transportasi, Lalu, Seberapa Buruk Transportasi di Bandung?

DEMOKRASI.CO.ID - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau yang sering disapa dengan sapaan Kang Emil tersebut baru-baru ini terlihat perseteruan dengan netizen soal pembangunan Masjid Raya Al Jabbar yang diketahui menggunakan dana APBD dan terkait transpotasi publik.

Tak sedikit warganet yang menganggap bahwa Ridwan Kamil tidak bijak, warganet menganggap bahwa transportasi juga merupakan salah satu bagian terpenting yang perlu diperhatikan.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat tersebut mengklaim bahwa Bandung sudah memiliki transportasi massal. Namun, klaimnya tersebut kembali dipertanyakan oleh warganet.

Kang Emil tampak tersulut dengan kritikan dari warganet terkait dengan ketersediaan transportasi publik di kawasan Jawa Barat. Pasalnya, hal tersebut dipertanyakan oleh warganet terkait dengan penggunaan dana APBD yang dimanfaatkan untuk pembangunan Masjid Al Jabbar, sementara menurut warganet, Jawa Barat lebih membutuhkan transportasi publik yang baik.

Tak sedikit warganet yang melayangkan kritikan terkait dengan urgensi pembangunan masjid dan ketersediaan transportasi publik yang memadai.

Tidak sedikit pula yang mengaitkan transportasi publik di Jawa Barat dengan janji kampanye yang pernah digembar-gemborkan oleh Ridwan Kamil sebelum ia menjabat sebagai gubernur.

Lantas, seburuk apakah transportasi publik di Bandung? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Diketahui, sebelumnya pernah ada salah seorang warganet yang mengeluhkan transportasi di Bandung. Akun yang bernama Rail-Boy menyampaikan kritiknya terkait dengan transportasi di Kota Bandung yang tidak memadai.

Sementara itu, Kota Semarang yang merupakan tempatnya merantau diakuinya sudah mempunyai aspek transportasi yang cukup baik.

"Sebagai orang Bandung juga KTP-nya Bandung yg merantau di Semarang dan juga ikut projek transportasi umum di sini (Trans Semarang), saya emang heran sama Bandung. Sama-sama ibu kota provinsi tapi bisa jauh bgt sistem transportasi umumnya. Tiap balik ke Bandung berasa ke jaman batu," ujar pengguna Twitter tersebut.

Jika ditelusuri, persoalan angkutan umum di Bandung, sarana dan prasarananya bukan sekali ini dikeluhkan oleh warganet. Bahkan ada yang membanding-bandingkan dengan kota lain, diantaranya seperti Solo dan Semarang.

Bandung Juara Macet di Indonesia

Melansir dari berbagai sumber, berdasarkan dari data Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia pada 2019, Bandung menduduki peringkat ke-14 sebagai kota termacet di Asia.

Bandung disebut-sebut sebagai kota termacet pertama di Indonesia, bahkan mengalahkan Surabaya.

Jumlah kendaraan yang terlalu banyak menjadi faktor utama adanya hal tersebut. Selain flyover, kebijakan lain yang menjadi perhatian Pemkot Bandung yaitu penguatan transportasi umum.

Transportasi Umum yang Buruk Menjadikan Warga Pilih Gunakan Kendaraan Pribadi

Melansir dari berbagai sumber, kejengkelan warga soal transportasi umum di Bandung sudah bertumpuk sejak 10 tahun lamanya. Padahal, sejumlah negara seperti Jerman, Inggris, dan Eropa sempat mengajukan program kerja sama soal transportasi massal dan pengembangan kota Bandung tetapi entah mengapa tak pernah terealisasikan.

Seorang pakar transportasi dari ITB, Sonny Wibowo menyebut bahwa transportasi publik Kota Bandung tertinggal jauh dari kota metropolitan lain seperti Jakarta.

Hal tersebut dikarenakan transportasi massal yang sekarang beroperasi disebut tidak ada kemajuan bahkan tidak dikelola dengan baik, sehingga ditinggalkan penumpang dan akhirnya banyak warga yang beralih menggunakan kendaraan pribadi.

Kota yang Memiliki Transportasi Bagus

Melansir dari laman resmi ITB, Jakarta banyak dinilai sebagai kota dengan sarana transportasi terbaik di Indonesia. Terlepas dari berbagai kekurangannya, sarana transportasi di Jakarta disebut-sebut sangat beragam, mulai dari MRT, LRT, Transjakarta, KRL, dan berbagai angkutan lain.

Dua kota lain yang bisa dijadikan contoh terkait dengan reformasi sarana transportasinya yaitu Semarang dan juga Solo.

Diketahui, Kota Semarang mempunyai Feeder Trans Semarang dan Bus Trans Semarang. Disebutkan bahwa kunci sukses dari reformasi transportasi di Kota Semarang ini yaitu komitmen yang tinggi dari pemerintah daerahnya.

Kota Solo juga disebut-sebut merupakan salah satu kota yang mulai berhasil melakukan reformasi transportasi publiknya. Saat ini, Kota Solo sudah mempunyai Bus Batik Solo Trans dan Feeder Batik Solo.[populis]


Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: