logo
×

Jumat, 09 Oktober 2015

Ketika "Mata Najwa" Buta di saat Metro TV meng "KAMPANYE" kan Ahok

Ketika "Mata Najwa" Buta di saat Metro TV meng "KAMPANYE" kan Ahok

NBCIndonesia.com - Mata Najwa yang khas dengan pertanyaan pedas dan kritis terhadap nara sumbernya,kali ini Mata Najwa terlihat beda.

Di episode "Para Penantang Ahok" membuat salah satu pengemar bernama Firdaus Cahyadi meluapkan kekecewaannya terhadap acara tersebut melalui sebuah situs yang di kelolanya dengan alamat  daus1975.wordpress.com.

Firdaus Cahyadi memperkirakan jika di Episode "Para Penantang Ahok" akan membincangkan yang lebih substantif terkait kebijakan-kebijakan Ahok sehingga beberapa orang memilih menjadi penantangnya.

Semula saya juga menduga bahwa persoalan-persoalan yang selama ini mendapat perlawanan dari publik, seperti; pembangunan 6 jalan tol dalam kota, reklamasi pantai utara Jakarta, Proyek Giant Sea Wall, penggusuran warga miskin kota, penanganan banjir, sampah akan menjadi perbincangan seru di talkshow itu. Karena dugaan itulah, saya sengaja menunda makan malam hanya untuk menunggu acara ini.

Berikut isi lengkap dari luapan kekecewaan untuk acara TV "Mata Najwa" oleh Firdaus Cahyadi.

Buramnya Mata Najwa…
Saya termasuk penggemar acara Mata Najwa di Metro TV. Acara Mata Najwa adalah sebuah talk show yang kritis. Apalagi pemandunya adalah Najwa Shihab, perempuan yang cerdas dan seringkali membuat narasumbernya kehabisan jawaban saat dikejar pertanyaan olehnya.

Namun, kemarin malam (7/10), saya agak kaget melihat Mata Najwa dengan tema, “Para Penantang Ahok”. Semula saya memperkirakan di acara talkshow itu akan terjadi perbincangan yang lebih substantif terkait kebijakan-kebijakan Ahok sehingga beberapa orang memilih menjadi penantangnya. Semula saya juga menduga bahwa persoalan-persoalan yang selama ini mendapat perlawanan dari publik, seperti; pembangunan 6 jalan tol dalam kota, reklamasi pantai utara Jakarta, Proyek Giant Sea Wall, penggusuran warga miskin kota, penanganan banjir, sampah akan menjadi perbincangan seru di talkshow itu. Karena dugaan itulah, saya sengaja menunda makan malam hanya untuk menunggu acara ini.

Namun, dugaan saya salah. Kali ini Mata Najwa justru seperti menghindar dari diskusi-diskusi yang bisa mencerdaskan khalayak. Mata Najwa seperti menggiring talkshow kali ini hanya membahas figur Ahok dari sisi kesantunan dalam bicara dan isu etnis serta agama. Najwa Sihab tidak mengarahkan diskusi mengenai kebijakan Ahok yang kontroversial. Seakan selama ini pihak-pihak yang menantang Ahok tidak ada yang mempermasalahkan kebijakannya. Mereka menantang Ahok karena persoalan kesantunan dalam bicara dan perbedaan etnis serta agama.

Marco Kusumawijaya, salah satu pihak yang diposisikan sebagai penantang Ahok, sempat mengangkat persoalan-persoalan yang substansial dari kota Jakarta, seperti lingkungan hidup, budaya dan keterlibatan warga dalam pengambilan kebijakan. Namun, sayang Najwa Shihab tidak begitu tertarik menggali lebih dalam persoalan-persoalan substantif pengelolaan kota Jakarta itu.
Frame (Bingkai) yang dipakai dalam  talkshow Mata Najwa kali ini adalah “Tidak Ada yang Salah dalam Kebijakan Ahok di Jakarta”.

Mata Najwa kali ini gagal menggali lebih dalam, tentang kebijakan Ahok yang mendorong pembangunan 6 tol dalam kota, padahal pembangunan tol baru justru akan merangsang penggunaan kendaraan bermotor pribadi, dan akhirnya akan menambah kemacetan serta polusi udara di Ibukota.

Mata Najwa kali ini gagal menggali lebih dalam, tentang kebijakan reklamasi dan proyek Giant Sea Wall dari sisi keberlanjutan lingkungan hidup dan sosial.

Mata Najwa kali ini juga gagal menggali lebih dalam ritual penggusuran warga miskin kota yang justru dilestarikan oleh Ahok.

Dalam hati saya bertanya, kenapa Mata Najwa kali ini tidak kritis? Apakah buramnya Mata Najwa dalam episode, “Para Penantang Ahok”, terkait dengan santernya kabar bahwa Partai Nasdem siap dukung Ahok dalam Pilkada Jakarta? Entahlah. Yang jelas pada episode ini Mata Najwa nampak buram dan tidak memberikan pencerahan ke khalayak. Mata Najwa kali ini lebih mirip acara kampanye Ahok untuk mempertahankan kekuasaannya daripada sebuah diskusi yang mencerdaskan. Sayang sekali…

(Firdaus Cahyadi)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: