logo
×

Jumat, 09 Oktober 2015

Ini Jawaban Menkes atas Surat Terbuka Warga Riau untuk Masker N95

Ini Jawaban Menkes atas Surat Terbuka Warga Riau untuk Masker N95
Menteri Kesehatan, Nila Moeloek (foto: Okezone)
NBCIndonesia.com - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, menjawab kritikan yang beredar di media sosial yang menyatakan Kementerian Kesehatan tidak mampu membelikan masker jenis N95 yang dinilai lebih baik, ketimbang masker standar yang diberikan pada warga.

Baca: Surat Terbuka dari Riau: Bu Menteri, Mengapa Bacotmu Begitu Keji?

"Masker ini jadi begini ya, dari perhimpunan dokter ahli paru, mengatakan itu (masker yang diberikan-red) sudah terbaik. Kalau masker N95 itu susah untuk bernafasnya," kata Nila di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Dijelaskan Nila, masker N95 memiliki pori-pori yang kecil, dan polutan yang timbul lantaran kabut asap besar. Sehingga, dikhawatirkan akan menutup lubang pori-pori masker dan berakibat menyulitkan pengguna untuk bernafas.

Karena itu, ia mengatakan bahwa masker biasa yang diberikan pada warga lebih tepat untuk menjaga kesehatan.

"Jadi masker yang biasa itu bisa, masih masuk udara, kita bisa bernafas. Partikel besar masih tertahan di masker. N95 itu untuk bencana sebenarnya. Jadi untuk kesehatan kami pakai masker itu (biasa). Tapi kalau mau pakai N95 boleh saja. Tapi hati-hati saja. Itu yang saya bilang," terangnya.

Dikatakannya, Kementerian Kesehatan telah memberikan sejumlah bantuan pada korban kabut asap. "Kami sudah beri obat, masker, oksigen sudah kami kirim. 27,595 ton sudah kami kirim. Hambatannya, asapnya enggak berhenti," ujarnya.

Sekedar diketahui, di media sosial beredar 'surat dari warga Riau' yang diajukan pada Presiden Joko Widodo beserta para pejabat daerah dan Menteri Kesehatan, dengan judul. "Indonesia, Rakyat Riau memanggilmu untuk N95. Rakyat Sekarat karena Asap!"

Dalam surat tersebut, mereka mengeluhkan masker yang diberikan pemerintah, dan mendesak agar segera diberikan masker N95. Sebagian isi dari surat tersebut juga menanyakan tidak dikirimnya masker N95 lantaran harganya jauh lebih mahal, sekira Rp9.000, dibanding masker biasa yang harganya hanya Rp1.000. Untuk mendapatkan masker tersebut, mereka pun sampai menggalang dana secara mandiri.

Terkait adanya kecurigaan penghematan anggaran tersebut, Nila pun menampiknya. Ia menegaskan pihaknya tidak melakukan penghematan anggaran.

"Enggak, enggak ada (penghematan anggaran-red). Di BNPB N95 ada di mereka, di kami N95 sudah kami berikan. Pak Teten KSP jelaskan nanti. Masker itu kasihkan semua. Enggak ada penghematan. Kan ada penyimpanan obat-obat kalau ada kejadian, kita selalu ada cadangan sudah keluarkan semua," tandasnya.(okezone)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: