logo
×

Rabu, 11 November 2015

Fahri Hamzah Dikenal dengan Kritikan Pedasnya, Kini Makin Lembut Pada Jokowi-Mega

Fahri Hamzah Dikenal dengan Kritikan Pedasnya, Kini Makin Lembut Pada Jokowi-Mega
Fahri Hamzah. ©fahrihamzah.com
NBCIndonesia.com - Politikus PKS Fahri Hamzah dikenal dengan kritikannya yang pedas terhadap Presiden Jokowi. Fahri tak segan-segan memberikan penilaian negatif terhadap pemerintahan jika menemukan hal-hal yang tidak sesuai.

Namun dalam momen-momen tertentu, Fahri justru membela Presiden Jokowi dari kecaman berbagai pihak. Misalnya ketika pemerintah dikecam saat mengeksekusi para terpidana mati termasuk dua anggota Bali Nine yang merupakan warga negara Australia.

Saat itu, Fahri menyatakan mendukung langkah Presiden Jokowi tidak memberi ampun dan tetap melanjutkan eksekusi. "Tetapi memang ini merupakan kebijakan suatu negara, mereka (negara sahabat) harus tahu itu jangan mengintervensi. Mereka harus tahu siapa kita, jangan kita selalu disetir mereka," kata Fahri, di gedung DPR, Jakarta, Jumat (13/2) lalu.

Yang terbaru, pembelaan Fahri terhadap Jokowi terjadi ketika ada pihak yang menuding pemerintah Indonesia menggunakan pelobi asal Singapura dan mengeluarkan dana USD 80 ribu agar bisa mendapatkan akses ke Gedung Putih untuk bertemu Presiden Barack Obama dan berpidato di Kongres AS.

Di mata Fahri, lobi merupakan hal yang lazim dilakukan di negara-negara lain, terlebih di hampir sebagian negara memiliki konsultan. Yang terpenting, kata Fahri, lobi tersebut bertujuan untuk kepentingan pendekatan dengan para petinggi negara lain dan pengusaha di negara-negara lawatannya.

"Melobi negara lain wajar juga, karena negara itu menganut lobi, lobi tuh halal di sana," kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/11) kemarin.

Agar tidak terus menjadi pergunjingan, Fahri berencana akan mendorong adanya undang-undang yang mengatur tentang konsultan atau lobi. "Karena gini ya, kalau UU lobi enggak Anda sahkan, nanti pertemuan itu dianggap kongkalikong. Kita kumpul-kumpul dibilang mafia, harus ada UU Lobi," tegasnya.

"Supaya rakyat tidak lagi kaget kalau lobi adalah bagian dari pekerjaan politik, dan enggak masalah," imbuh Fahri.

Tak hanya membela Jokowi, Fahri memberikan apresiasi tinggi terhadap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Fahri tidak setuju anggapan jika Megawati selama ini disebut mengendalikan Jokowi.

Di mata Fahri, Megawati merupakan sosok yang hapal betul seluk beluk pemerintahan. Pernyataan Fahri ini muncul di antara semakin menguatnya isu reshuffle jilid II kabinet kerja Jokowi-JK.

"Ibu Mega itu lahir, masa kecil sampai remaja di istana, dia melihat politik itu secara real," kata Fahri di Kompleks Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (10/11).

Fahri menilai, Megawati punya kekuatan besar untuk mengatur kondisi politik negara. Hal tersebut bisa ditinjau dari kekuatan Megawati dalam menggerakkan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

"Jadi jangan salah paham Ibu Mega itu kapasitas Ibu Mega dalam mengelola pemerintahan dan koalisinya," tuturnya.

Fahri juga menegaskan bahwa, Megawati akan menjaga kadernya di pemerintahan. Sebab, dia akan bertanggung jawab untuk membantu kader yang dia bangun sendiri.

"Saya percaya leadership Ibu Mega itu, lebih matang dari yang kita bayangkan, sehingga kader muda dia, Jokowi, saya kira Ibu Mega mampu memimpin kader-kadernya termasuk Pak Jokowi," (mdk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: