logo
×

Selasa, 24 November 2015

Menko Rizal Beri Sinyal Kegaduhan Kontrak Freeport Disengaja

Menko Rizal Beri Sinyal Kegaduhan Kontrak Freeport Disengaja
Menko Maritim Rizal Ramli (Liputan6.com/Fiki Ariyanti)
NBCIndonesia.com - Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli, menyatakan kegaduhan yang terjadi dalam pemerintahan sebagai cara untuk mengusir para pengganggu pekerjaan Presiden Joko Widodo. Menko Rizal mengibaratkan pemerintahan ini sebagai sebuah petak sawah dan para pengganggu itu adalah tikus.

"Kondisi gaduh sedikit itu bagus. Karena kalau di sawah banyak tikusnya, kita mesti bikin gaduh supaya tikusnya kabur," ujarnya dalam acara DBS Asian Insight Conference 2015, Jakarta, Selasa (24/11).

Kegaduhan yang disebut Menko Rizal merujuk salah satunya pada kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam perpanjangan kontrak dengan PT Freeport.

Menko Rizal juga menyebut kegaduhan untuk mengusir tikus tersebut sebagai cara ampuh untuk memperbaiki kondisi perekonomian. "Biar panennya bagus. Ada juga gaduh hitam rebutan kue, rebutan KKN, kalau yang ini harus dikepret," tegasnya.

Sebelumnya, sejak transkrip rekaman pembicaraan lobi perpanjangan kontrak Freeport yang juga melibatkan Ketua DPR Setya Novanto, nama Mr R kembali mencuat. Meski tak sesanter Setya Novanto, Mr R akhirnya terkuak juga. Mr R yang dalam transkip sangat disembunyikan itu tak lain adalah seorang pengusaha minyak kelas kakap, Muhammad Riza Chalid.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said saat melaporkan Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat, Senin lalu juga menyebut nama Riza Chalid. Riza ditulis Sudirman sebagai salah satu pihak yang ikut dalam pertemuan lobi perpanjangan kontrak Freeport dengan Bos Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin. Lalu siapa sebenarnya Riza Chalid?

Riza selama ini dikenal sebagai seorang pengusaha besar yang sudah malang melintang dalam perdagangan bahan bakar minyak (BBM). Riza sudah terjun ke bisnis minyak sejak Presiden Soeharto.

Selain kesohor sebagai saudagar minyak, Riza Chalid juga memiliki saham di AirAsia Indonesia, salah satu pemegang saham tempat hiburan anak Kidzania, dan beberapa perusahaan lainnya.

Politikus PDI Perjuangan Effendi Simbolon menyebut Ketua DPR Setya Novanto hanya dijadikan 'kambing hitam' dalam masalah PT Freeport. Dia menduga Setya Novanto hanya dijadikan 'bantalan' dalam pertarungan dua kelompok yang memiliki kepentingan besar di PT Freeport.

Effendi menjelaskan bahwa dalam kasus Freeport ini merupakan desain yang diukir oleh Menteri ESDM Sudirman Said. Sesungguhnya, kata dia, sasarannya ialah pengusaha Minyak Riza Chalid. Menurut dia, Sudirman mulai mengincar Riza dengan membentuk tim reformasi tata kelola migas dengan menunjuk Faisal Basri sebagai ketuanya.

Dalam masalah Freeport dia menyebut ada kepentingan mantan petinggi Petral, Ari Soemarno yang merupakan kakak Menteri BUMN Rini Soemarno. Dia mengatakan, bahwa Ari dan Riza yang bersahabat sejak berkarier di Petral pada 2004, kini pecah kongsi sehingga muncullah dua kelompok yang dia maksud itu.

"Ari Soemarno dan Riza pecah kongsi pada 2004. Karena ini yang bermasalah bukan Sudirman tapi Ari Soemarno tetapi dilakoni Sudirman dan ada lagi godfathernya, yang level lebih tinggi, yang nanti Anda tahu, ini perang frontal, nah ketika ini misi mereka memuluskan proses perpanjangan kontrak karya dan lainnya terganjal karena tidak ada negosiasi sebelum 2019," ujarnya.(mdk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: