![]() |
Gedung MPR-DPR RI |
"Melalui petisi ini kami menuntut Ketua DPR RI Setia Novanto segera mundur dari jabatan atau dipecat secara tidak terhormat," kata pembina organisasi masyarakat Posko Perjuangan Rakyat (Pospera), Suratman di Makassar, Minggu (22/11/2015).
Dalam Petisi itu dia menyebutkan berdasarkan pertimbangan dan hasil kajian Sekertaris Jenderal Pena aktivis 98 bahwa yang dilakukan Setia adalah pelanggaran berat yang tidak bisa ditolelir.
"Hal ini berdasarkan pertimbangan dan doa restu ketua DPP Pospera pusat untuk menyampaikan Petisi secara resmi," paparnya saat deklarasi dan pelantikan dan pengurus DPD Pospera Sulsel.
Sementara Ketua DPP Pospera Mustar Bona Ventura Manurung usai pelantikan menegaskan bahwa apa yang dilakukan Ketua DPR saat ini sudah menyalahi profesinya serta kapasitasnya sebagai anggota dewan yang terhormat.
"Ada dugaan mencatut nama pimpinan negara apalagi menawarkan saham dari PT Freeport, tentu itu bukan kapasitasnya. Untuk itu saudara Setia Novanto harus mundur, kalau tidak mau, kami selaku publik meminta dia dipecat dengan tidak terhormat," tegasnya.
Selain itu pihaknya juga mewanti wanti Majelis Kehormatan DPR (MKD) agar menjalankan fungsinya sesuai aturan, jangan sampai kembali 'masuk angin' seperti saat Setia Novanto mempertontonkan perilaku memalukan di Amerika Serikat saat kampanye Capres Donal Trump.
"Kami berharap MKD bekerja secara objektif, terbuka dan jujur saat memproses masalah ini. Serta tidak memberikan perlindungan kepada dia. Mengingat seluruh rakyat Indonesia sudah mengetahui persoalan ini bahkan dipertontonkan secara terbuka," paparnya.
Apabila hasilnya nanti, kata dia, MKD meloloskan persoalan ini dan tidak menjatuhkan sanksi berat maksimal pencopotan, maka kami kembali turun ke jalan.
"Langkah yang akan kami tempuh yakni turun ke jalan dan tetap melakukan aksi di depan gedung DPR sebagai bentuk ketidakpercayaan kami sebagai publik atas kinerja dewan yang terhormat," tandasnya.
Diketahui Pospera adalam ormas yang terbentuk atas perkumpulan aktivis 98 dan sejumlah aktivis. Ormas ini juga bergerak dalam pemenangan pasangan Jokowi-JK saat Pilpres 2014 lalu.(rmn)