NBCIndonesia.com - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) membenarkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah besar atas upaya pencatutan namanya.
Apalagi pencatutan nama itu terkait perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia (PTFI) di kompleks pertambangan Grasberg, Mimika, Papua.
"Ya pastilah (marah). Siapa (yang) tidak marah kalau dijual-jual namanya," tegas JK sebelum tinggal landas menuju Manila, Filipina di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (17/11).
Hanya saja, JK tidak menggambarkan seperti apa kemarahan Jokowi atas upaya catut nama yang dilakukan oknum anggota dewan tersebut.
JK hanya menegaskan bahwa pemerintah akan menunggu proses di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI, sebelum memutuskan langkah lebih lanjut. Termasuk, kemungkinan upaya hukum.
Seperti diketahui, dalam transkrip percakapan yang tersebar, seorang politisi berinisial Sn kerap menyatakan Jokowi telah setuju perihal perpanjangan kontrak PTFI di Papua.
Kemudian, pengusaha berinisial R mengatakan perihal pembagian saham 11 persen dan 9 persen untuk JK (yang diduga adalah Jusuf Kalla).
Terkait dugaan pencatutan nama tersebut, Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), Sudirman Said akhirnya melaporkannya ke MKD DPR RI, pada Senin (16/11).
Kemudian, berdasarkan surat pelaporan Sudirman ke MKD, disebut melaporkan tindakan tidak terpuji yang dilakukan Setya Novanto.
Sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan bahwa Presiden Jokowi sangat marah atas upaya catut nama tersebut.(sp)
